Cari

Asriny

Setiap kebersamaan pasti akan berakhir, tapi kebahagiaannya akan tetap abadi dalam kenangan indah

Tari Padduppa

Tari penyambutan (Padduppa) adalah perwujudan cipta rasa dan karsa suku Bugis Makassar yang melambangkan penghormatan, keterbukaan terhadap perkembangan zaman akan tetapi tetap memelihara adat kesopanan sebagai suku Bugis Makassar. Tari padduppa digunakan untuk menyambut tamu-tamu terhormat, juga tarian ini biasanya dibawakan pada acara resmi seperti upacara pernikahan, seminar,  pertemuan-pertemuan pejabat serta acara penting lainnya.

Pakaian yang digunakan dalam tari padduppa adalah baju bodo (pakaian adat suku bugis), sarung sutra, lengkap dengan aksesorisnya (bandana, anting,  gelang serta kalung). Ketika menarikan tarian ini, penari membawa bosara (sejenis wadah untuk menyimpan kue) , bosara ini berbentuk bulat dengan pegangan dibagian bawahnya. Bosara diisi beras, buah pinang, daun sirih serta lilin dibagian tengahnya (kesan sakral sangat terasa). Namun semakin perkembangan zaman, isi dari bosara ini telah tergantikan oleh kertas warna warni.

 

PARADIGMA THOMAS KUHN

  1. Pendahuluan

Pada zaman Yunani kuno priode filsafat ilmu dengan filsafat sukar dipisahkan. Pembuktian empirik kurang mendapat perhatian dan metode ilmiah tampaknya belum berkembang. Sedikit demi sedikit, dengan makin berkembangnya penalaran dan metode ilmiah, dengan makin kuatnya dan makin dihargainya pembuktian empirik, dan seiring dengan itu, makin meluasnya penggunaan instrumen penelitian, satu persatu cabang-cabang ilmu mulai melepaskan diri dari filsafat. Definisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut, sedangkan sewaktu posisi ilmu lebih bebas dan lebih mandiri, definisi ilmu umumnya didasarkan pada apa yang dikerjakan oleh ilmu itu dengan melihat metode yang digunakannya. Berkembanglah ilmu-ilmu alamiah (natural sciences) dan ilmu-ilmu social (social science). Astronomi, anggota ilmu-illmu alamiah, merupakan salah satu ilmu yang pertama-tama melepaskan diri dari filsafat, sedangkan psikologi, anggota ilmu-ilmu sosial, termasuk yang terakhir melepaskan diri dari filsafat.Masalah ilmu pengetahuan mungkin menjadi masalah terpenting bagi kehidupan manusia. Hal ini menjadi ciri manusia karena manusia senantiasa bereksistensi, tidak hanya berada seperti batu atau rumput yang berada di tengah lapangan, tetapi mengada. Oleh karena itu, manusia berbudaya, mengembangkan ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kehidupan pribadi dan lingkungannya yang telah mereka antisipasikan.

Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang maju dalam pengertian tertentu, jika ia tidak dapat mencapai kesempurnaan absolud dalam konotasi dapat dirumuskan dengan definisi teori. Oleh karena itu ia memandang bahwa ilmu itu berkembang secara open-endend atau sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan. Tidak dapat juga dipungkiri ilmu yang terspesialisasi itu semakin menambah sekat-sekat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, sehingga muncul arogansi ilmu yang satu terhadap ilmu lain. Tugas filsafat diantaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Bagaimanapun penilaian orang, Kuhn telah berjasa besar, terutama dalam mendobrak citra filsafat ilmu sebagai logika ilmu, dan mengangkat citra bahwa ilmu adalah suatu kenyataan yang punya kebenaran seakan-akan obyektif. Di samping itu teori yang dibangun Kuhn mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang-bidang keilmuan yang beraneka ragam. Selama lebih dari dua dekade, gagasan Kuhn tentang paradigma menjadi bahan diskusi, sejumlah kajian kritis baik yang mendukung maupun yang menentang berkembang dalam berbagai disiplin ilmu masing-masing. Paradigma sebagai kosa kata menjadi wacana tersendiri baik pada level teori maupun praksis.

Berdasarkan uraian di atas penulis memcoba untuk membahas tentang biografi Thomas S. Khun, bagaimana pengertian paradigma, paradigma ilmu pengetahuan menurut Kuhn, pandangan Kuhn tentang perkembangan Ilmu (open ended) dan Ilmu normal.

  1. PARADIGMA KUHN
  2. Biografi singkat Thomas S. Kuhn

Thomas S. Kuhn lahir di Colorado Spring tahun 1902 dalam keluarga religius dan intelektualis, ayahnya pendeta sekaligus profesor yang kemudian menjadi rector di Perguruan Tinggi kecil. Tahun 1924 mendapat gelar Sarjana Muda pada Universitas Amherst dan menyiapkan disertasi di London School of Economics. Parsons mengajar di Heidelberg dan Harvard tahun 1927. Sosiologi Harvard tahun 1944 serta tahun 1946 mendirikan Departemen Hubungan Sosial. Dengan diterbitkannya The Social System tahun1951 Thomas S. Kuhn menjadi tokoh dominan sosiologi Amerika. Tahun  1960-an Thomas S. Kuhn mendapat serangan kaum sayap kiri radikal karena dianggap terlalu konservatif dan teorinya sulit dipahami. Thomas S. Kuhn meninggal tahun 1979, tapi teorinya kembali dominan tahun 1980-an.

  1. Pengertian paradigma

Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Kuhn dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution (1970:49). Inti sari pengertian paradigm adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, cirri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Munculnya sebuah buku “Structure of Scientific Revolutions” pada tahun 1962, yang dikreasi oleh seorang yang dilahirkan di Cincinnati, Ohaio. Dia adalah Thomas Kuhn. Pada tahun 1922 Kuhn belajar fisika di Havard University, kemudian melanjutkan studinya di pascasarjana, dan memutuskan pindah ke bidang sejarah ilmu. “Structure of Scientific Revolutions”, banyak mengubah persepsi orang terhadap apa yang dinamakan ilmu. Jika sebagian orang mengatakan bahwa pergerakan ilmu itu bersifat linier-akumulatif, maka tidak demikian halnya dalam penglihatan Kuhn.

Menurut Kuhn ilmu bergerak melalui tahapan-tahapan yang berpuncak pada kondisi normal dan kemudian “membusuk” karena telah digantikan oleh ilmu atau paradigma baru. Demikian selanjutnya Paradigma baru mengancam paradigm lama yang sebelumnya juga menjadi paradigm baru. Inggris: Paradigma. Dari bahasa Yunani para deigma, dari pada (di samping, disebelah) dan dekynai (memperlihatkan : yang berarti : model, contoh, arketipe, ideal.

Beberapa pengertian paradigma :

  1. Cara memandang sesuatu
  2. Dalam ilmu pengetahuan : model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomena yang dipandang, dijelaskan
  3. Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset

Paradigma merupakan konstruk berpikir yang mampu menjadi wacana untuk temuan ilmiah : yang dalam konseptualisasi Kuhn : menjadi wacana untuk temuan ilmiah baru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa paradigma dapat kita gunakan di dalam ilmu sebagai model, contoh, pola yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi berbagai problem-problem serta pola-pola untuk mencari dan menemukan problem-problem yang ada di dalam ilmu pengetahuan untuk memecahkan problem-problem riset. Jadi secara singkat pengertian paradigma adalah keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu (fenomena). Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus di pelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus di ikuti dalam menginterprestasikan jawaban yang diperoleh.

  1. Paradigma Ilmu Pengetahuan Menurut Thomas S. Kuhn

Thomas Samuel Kuhn mula-mula meniti karirnya sebagai ahli fisika, tetapi kemudian mendalami sejarah ilmu. Lewat tulisannya, The Structure of Scientific Revolutions (1962), ia menjadi seorang penganjur yang gigih yang berusaha meyakinkan bahwa titik pangkal segala penyelidikan adalah berguru pada sejarah ilmu. Sebagai penulis sejarah dan sosiolog ilmu kuhn mendekati ilmu secara eksternal. Kuhn dengan mendasarkan pada sejarah ilmu, justru berpendapat bahwa terjadinya perubahan-perubahan yang berarti tidak pernah terjadi berdasarkan upaya empiris untuk membuktikan salah (falsifikasi) suatu teori atau system, melainkan berlangsung melalui revolusi-revolusi ilmiah. Dengan kata lain, Kuhn berdiri dalam posisi melawan keyakinan yang mengatakan bahwa kemajuan ilmu berlangsung secara kumulatif. Ia mengambil posisi alternatif bahwa kemajuan ilmiah pertama-pertama bersifat revolusioner. Secara sederhana yang dimaksud dengan revolusi ilmiah oleh Kuhn adalah segala perkembangan nonkumulatif di mana paradigm yang terlebih dahulu ada (lama) dig anti dengan tak terdamaikan lagi, keseluruhan ataupun sebagian dengan yang baru.

Gagasannya yang sangat radikal dan progresif tersebut kiranya berasal dari pengalaman ilmiah yang pernah dihadapinya sendiri. Pada tahun 1947 Kuhn diminta untuk mengajar mekanika klasik abad ke 17, maka kemudian ia membaca mekanika Aristotelian yang melatar belakangi perkembangan mekanika Galilei dan Newton. Dia sangat heran dan sering tidak percaya bahwa mekanika Aristotelian inilah yang mendasari lahirnya mekanika Galilei dan Newton yang sangat termasyhur abad ke 17, Karena ia melihat betapa mekanika Aristoteles itu mengandung begitu banyak kesalahan-kesalahan. Pengalaman inilah yang menjadi cikal bakal yang memunculkan gagasannya mengenai revolusi ilmiah. Revalusi ilmiah di mengerti oleh Kuhn sebagai episode-episode perkembangan nonkumulatif dimana paradigma yang lama digantikan seluruhnya atau sebagian oleh paradigma baru yang tidak dapat didamaikan dengan paradigma sebelumnya.

Jadi dapat disimpulkan dengan penggunaan istilah paradigma itu, Kuhn hendak menunjuk pada sejumlah contoh praktek ilmiah aktual yang diterima atau diakui dalam lingkungan komunitas ilmiah, menyajikan model-model yang berdasarkannya lahir tradisi penelitian ilmiah yang terpadu (koheren). Contoh praktek ilmiah itu mencakup dalil teori, penerapan dan instrumentasi. Dengan demikian, para ilmuan yang penelitiannya didasarkan pada paradigma yang sama, pada dasarnya terikat pada aturan dan standar yang sama dalam mengemban ilmunya. Keterikatan pada aturan dan standar ini adalah prasyarat bagi adanya ilmu normal. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa paradigma itu adalah cara pandang atau kerangka berpikir yang berdasarkan fakta atau gejala diinterpretasi dan dipahami.

Paradigma menetapkan kriteria untuk memilih masalah yang dapat diasumsikan mempunyai solusi. Hanya masalah yang memenuhi kriteria yang diderivasi dari paradigma saja yang dapat disebut masalah ilmiah, yang layak digarap oleh ilmuan. Dengan demikian, maka paradigma menjadi sumber keterpaduan bagi tradisi penelitian yang normal. Aturan penelitian diderivasi dari paradigma. Namun, menurut Kuhn, tanpa adanya aturan ini, paradigma saja sudah cukup untuk membimbing penelitian. Jadi, ilmu normal sebenarnya tidak terlalu memerlukan aturan atau metode yang standar (yang disepakati oleh komunitas ilmiah). Tanpa aturan dan metode yang baku, ilmu normal dapat berjalan. Ini berarti bahwa tiap ilmuan dapat menciptakan aturan dan metode penelitian dan pengkajian sendiri sesuai dengan keperluan, sepanjang aturan dan metode ini diderivasi dari paradigma yang berlaku. Tetapi, jika paradigmanya belum mapan, maka perangkat aturan akan diperlukan atau menjadi penting.

Ilmu yang sudah mapan dianggap oleh Kuhn dikuasai oleh paradigma tunggal. Paradigma ini membimbing kegiatan ilmiah dalam masa ilmu normal (normal science), dimana ilmuan berkesempatan menjabarkan dan mengembangkan paradigma secara rinci dan mendalam. Dalam tahap ini seorang ilmuan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing aktifitas ilmiah lainnya. Tetapi suatu  ketika dapat terjadi, dalam menjalankan risetnya itu, sang ilmuan menjumpai berbagai fenomena yang tidak bisa diterangkan dengan teorinya. Pada saat inilah terjadi suatu anomali, yang apabila makin menumpuk kuantitas maupun kualitasnyaakan menimbulkan krisis. Dalam situasi krisis ini, paradigma yang ada diperiksa dan dipertanyakan, ini menyebabkan keadaan ilmiah yang keluar dari ilmu normal. Krisis menjadi situasi yang bisa menyebabkan revolusi ilmiah. Pada masa krisis ini ada kegelisahan mendalam yang dihadapi komunitas ilmiah.

Dalam upaya mengatasi krisis itu, sang ilmuan bisa kembali pada cara-cara ilmiah yang lama sambil memperluas cara-cara itu, atau dapat juga mengembangkan suatu paradigma tandingan yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya. Terobosan yang terakhir, yaitu proses peralihan  komunitas ilmiah dari paradigma lama ke paradigma baru, itulah yang disebut sebagai revolusi ilmiah. Dikatakan oleh Kuhn bahwa peralihan tadi tidak semata-mata karena alasan logis rasional, melainkan mirip dengan proses pertobatan dalam agama. Jadi perkembangan berlangsung lewat sebuah lompatan-lompatan yang radikal dan revolusioner.

Perubahan sebuah teori bukan hanya sekedar peningkatan dari teori yang lama, tetapi sudah menyentuh pada perubahan struktural. Jadi tidak ada lagi tampak sebuah inti yang terlindung dari sebuah teori ketika dikalahkan oleh sebuah teori tandingan. Demikianlah teori gravitasi Newton secara structural hancur ketika diserang oleh relativitas Einstein, sama halnya dengan kejatuhan geosentris Ptolemeus dari heliosentris Kopernikus. Sehingga teori yang dikalahkan tinggal sebagai pengetahuan sejarah.

  1. Pandangan Kuhn tentang perkembangan ilmu (open ended)

Kuhn melihat adanya kesalahan-kesalahan fondamental tentang image atau konsep ilmu yang telah dielaborasi oleh kaum filsafat ortodoks, sebuah konsep ilmu yang dengan membabi-buta mempertahankan dogma-dogma yang diwarisi dari Empirisme dan Rasionalisme klasik.  Dalam teori Kuhn, faktor Sosiologis Historis serta Phsikologis mendapat perhatian dan ikut berperan. Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah. Dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya,  yang dalam perkembangan ilmu tersebut adalah secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasonalis dan empiris klasik.Kuhn memberikan image atau konsep sains alternatif dalam outline yang ia gambarkan dalam bebeapa stage, yaitu :

Skema progress sains menurut Khun adalah sebagai berikut :

Pra paradigma – Pra Science – Paradigma Normal Science – Anomali – Krisis Revolusi – Paradigma Baru – Ekstra Ordinary Science- Revolusi.

  1. Tahap Pra paradigma & Pra Science.

Pada stage ini aktivitas-aktivitas ilmiah pada stage ini dilakukan secara terpisah dan tidak terorganisir sebab tidak ada persetujuan tentang subjeck matter, problem-problem dan prosedur di antara para ilmuwan yang bersaing, karena tidak adanya suatu pandangan tersendiri yang diterima oleh semua ilmuan tentang suatu teori (fenomena). Dari sejumlah aliran yang bersaing, kebanyakan mereka mendukung satu atau lain varian dalam teori tertentu dan di samping itu ada kombinasi dan modifikasi lain yang masing-masing aliran mendukung teorinya sendiri-sendiri. Sehingga sejumlah teori boleh dikatakan ada sebanyak jumlah pelaksanaannya di lapangan dan setiap ahli teori itu merasa wajib memulai dengan yang baru dan membenarkan pendekatannya sendiri. Hal semacam ini berlangsung selama kurun waktu tertentu samapai suatu paradigma tunggal diterima oleh semua aliran yang dianut ilmuan tersebut dan ketika paradigma tunggal diterima, maka jalan menuju normal science mulai ditemukan. Dengan kemampuan paradigma dalam membanding penyelidikan, menentukan teknik memecahkan masalah, dan prosedur-prosedur riset, maka ia dapat mengatasi ketergantungan observasi pada teori.

  1. Tahap Paradigma Normal Science

Pada tahap ini, tidak terdapat sengketa pendapat mengenai hal-hal fundamental di antara para ilmuan sehingga paradigma tunggal diterima oleh semuanya. Paradigma tunggal yang telah diterima tersebut dilindungi dari kritik dan falsifikasi sehingga ia tahan dari berbagai kritik dan falsifikasi. Hal ini menjadi ciri yang membedakan antara normal science dan pra science.

Paradigma yang membimbing eksperimen atau riset ilmiah tersebut didalamnya tercakup :

  • Komponen tipikal yang secara eksplisit akan mengemukakan hukum-hukum dan asumsi-asumsi teoritis. Contoh, hukum “gerak” Newton membentuk sebagian paradigma Newtonian. Dan hukum “persamaan” Maxwell merupakan sebagian paradigma yang telah membentuk teori elektromagnetik klasik.
  • Cara yang baku dalam penggunaan hukum-hukum fundamental untuk berbagai tipe
  • Instrumentasi dan teknik-tekniknya yang diperlukan untuk membuat agar hukum-hukum paradigma itu dapat bertahan dalam dunia nyata dan di dalam paradigma itu sendiri.
  • Prinsip metafisis yang sangat umum yang membimbing pekerjaan di dalam suatu paradigma.
  • Keterangan metodologis yang sangat umum yang memberikan cara pemecahan teka-teki science.

Normal science melibatkan usaha terperinci dan terorganisasi untuk menjabarkan paradigma dengan tujuan memperbaiki imbangannya dengan alam (fenomena) dengan memecahkan teka-teki science, baik teka-teki teoritis maupun teka-teki eksperimental. Teka-teki teoritis meliputi perencanaan dan mengembangkan asumsi yang sesuai untuk penterapan statu hukum. Teka-teki eksperimental meliputi perbaikan keakuratan observasi dan pengembangan teknik eksperimen sehingga mampu menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya.

Dalam tahap normal science ini terdapat tiga fokus bagi penelitian sain faktual, yaitu :

  • Menentukan fakta yang penting.
  • Menyesuaikan fakta dengan teori. Upaya menyesuaikan fakta dengan teori ini lebih nyata ketergantungannya pada paradigma. Eksistensi paradigma itu menetapkan dan menyusun masalah-masalah yang harus dipecahkan; ( seringkali paradigma itu secara implisit terlibat langsung di dalam desain peralatan yang mampu memecahkan masalah tersebut ).
  • Mengartikulasikan teori paradigma dengan memecahkan beberapa ambiguitasnya yang masih tersisa dan memungkinkan pemecahan masalah yang sebelumnya hanya menarik perhatian saja.

Jika ilmuan gagal memecahkan teka-teki science tersebut maka kegagalan tersebut merupakan kegagalan ilmu itu sendiri bukan kegagalan paradigma. Teka-teki harus ditandai oleh kepastian akan adanya pemecahannya dari paradigma. Teka-teki yang tidak terpecahkan dipandang sebagai kelainan (anomali) bukan sebagai falsifikasi suatu paradigma.

Dalam pemecahan teka-teki dan masalah science normal, jika dijumpai problem, kelainan, kegagalan (anomali) yang tidak mendasar, maka keadaan ini tidak akan mendatangkan krisis. Sebaliknya jika sejumlah anomali atau fenomena-fenomena yang tidak dapat dijawab oleh paradigma muncul secara terus menerus dan secara mendasar menyerang paradigma, maka ini akan mendatangkan suatu krisis.

  1. Krisis Revolusi

Sasaran normal science adalah memecahkan teka-teki science dan bukan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang konseptual, yang diikuti dengan munculnya teori-teori baru. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya akan muncul gejala-gejala baru yang belum terjawab oleh teori yang ada. Apabila hal-hal baru yang terungkap tersebut tidak dapat diterangkan oleh paradigma dan anomali antara teori dan fakta menimbulkan problem yang gawat, serta anomali-anomali tersebut secara fundamental menyerang paradigma maka dalam keadaan demikian, kepercayaan terhadap paradigma mulai goyah yang kemudian terjadilah keadaan krisis yang berujung pada perubahan paradigma (revolusi).

Anomali dipandang dapat menggoyahkan paradigma jika :

  • Menyerang hal-hal yang paling fundamental dari suatu paradigma dan secara gigih menentang usaha para ilmuan normal science untuk mengabaikannya.
  • Mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan beberapa kebutuhan masyarakat yang mendesak.

Setiap krisis selalu diawali dengan pengkaburan terhadap paradigma yang ada serta pengenduran kaidah-kaidah riset yang normal, sebagai akibatnya paradigma baru (paradigma rival) muncul, setidak-tidaknya sebagai embrio. Krisis dapat diasumsikan sebagai pra kondisi yang diperlukan dan penting bagi munculnya teori-teori baru. Pada tahap ini diantara para ilmuan normal science terjadi sengketa filosofis dan metafisis. Walaupun kemungkinan mereka kehilangan kepercayaan dan kemudian mempertimbangkan beberapa alternatif, mereka tidak meninggalkan paradigma yang telah membawa mereka kedalam krisis begitu saja sampai diterimanya suatu paradigma baru yang berbeda dari paradigma semula.

Persaingan antara paradigma yang telah dianut dan paradigma rival yang muncul, menandai adanya kegawatan suatu krisis. Paradigma-paradigma yang bersaing akan memandang berbagai macam pertanyaan sebagai hal yang sah dan penuh arti dilihat dari masing-masing paradigma. Pertanyaan-pertanyaan mengenai beratnya phlogiston adalah penting bagi para ahli teori phlogiston, tetapi hampa bagi Lavoisier. Soal “aksi” pada suatu jarak yang tidak dapat diterangkan itu, diterima oleh kaum Newton, tetapi ditolak oleh kaum Cartesian sebagai hal yang metafisis bahkan gaib.

Setiap paradigma yang bersaing akan memandang dunia ini terbuat dari berbagai macam hal yang berlainan dan masing-masing paradigma tersebut akan melibatkan standar yang berlainan dan bertentangan dalam memandang dunia. Paradigma Aristotelian melihat alam semesta ini terbagi menjadi dua dunia dunia yang berlainan, dunia super-lunar (yang abadi dan tidak berubah-ubah) dan dunia sub-lunar (yang bisa musnah dan berubah-ubah). Paradigma yang muncul berikutnya melihat alam semesta terbuat dari bahan-bahan material yang sama.

Oleh karena itu, dalam diskusi dan adu argumen antara pendukung paradigmayang bersaing tersebut adalah untuk mencoba meyakinkan dan bukan memaksakan paradigma. Sebab tidak ada argumen logis yang murni yang dapat mendemontrasikan superioritas satu paradigma atas lainnya, yang karenanya dapat memaksa seorang ilmuan yang rasional untuk melakukan perpindahan paradigma.

Peristiwa perubahan kesetiaan para ilmuan ondividual dari satu paradigma ke paradigma lain disamakan oleh Kuhn dengan “Gestalt Switch” (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Juga disamakan dengan “religious conversion” (pertukaran agama) Tidak adanya alasan logis yang memaksa seorang ilmuan yang melepaskan paradigmanya dan mengambil yang menjadi rivalnya karena berkenaan dengan adanya kenyataan bahwa :

  • Berbagai macam faktor terlibat dalam keputusan seorang ilmuan mengenai   faedah suatu    teori ilmiah
  • Penyusun paradigma-paradigma yang bersaing menganut berbagai perangkat standar, prinsip Keputusan seorang ilmuan individual akan tergantung pada prioritas yang ia berikan.

Oleh karena itu, para pendukung paradigma tidak akan saling menerima premis lawannya dan karenanya masing-masing tidak perlu dipaksa oleh argumen rivalnya. Menurut Kuhn, faktor-faktor yang benar-benar terbukti efektif yang menyebabkan para ilmuan mengubah paradigma adalah masalah yang harus diungkap oleh penyelidikan psikologi dan sosiologi.   Karena hal itulah Kuhn dianggap sebagai seorang Relativis. Proses peralihan komunitas ilmiah dari paradigma lama ke paradigma baru yang berlawanan inilah yang dimaksud oleh Kuhn sebagai revolusi science. Oleh karena itu, menurut Kuhn, perkembangan ilmu itu tidak secara komulatif dan evolusioner tetapi, secara revolusioner, yakni membuang paradigma lama dan mengambil paradigma baru yang berlawanan dan bertentangan.

Melalui revolusi science inilah menurut Kuhn perkembangan ilmu akan terjadi. Dengan paradigma baru para pengikutnya mulai melihat subjek maler dari sudut pandang yang baru dan berbeda dengan yang semula, dan teknik metodologinya lebih unggul dibanding paradigma klasik dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Apabila para pendukung paradigma klasik tetap keras kepala terhadap paradigma yang dianutnya dengan berusaha melakukan upaya pemecahan-pemecahan science normal berdasarkan paradigmanya walaupun berhasil mengatasi permasalahan itu revolusi besar dan kemajuan science tidak terjadi.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa, tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan (anomali), sebagai konsekwensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah fungsi revolusi tersebut.

  1. Ilmu Normal

Kuhn membedakan adanya dua tahap atau periode dalam setiap ilmu, yakni periode pra-paradigmatik dan periode ilmu normal (normal science). Pada periode pra-paradigmatik, pengumpulan fakta atau kegiatan penelitian dalam bidang tertentu berlangsung dengan cara yang hampir dapat dikatakan tanpa mengacu pada perencanaan atau kerangka teoritikal yang diterima umum. Pada tahap pra-paradigmatik ini sejumlah aliran pikiran yang saling bersaing, tetapi tidak ada satupun aliran yang memperoleh penerimaan secara umum. Namun perlahan-lahan, salah satu sistem teoritikal mulai memperoleh penerimaan secara umum, dan dengan itu paradigma pertama sebuah disiplin terbentuk. Dengan terbentuknya paradigma itu, kegiatan ilmiah dalam sebuah disiplin memasuki periode ilmu normal atau sains normal (normal science)

Yang dimaksud Kuhn “ilmu normal” adalah kegiatan penelitian yang secara teguh berdasarkan satu atau lebih pencapaian ilmiah (scientific achievements) dimasa lalu, yakni pencapaian-pencapaian yang komunitas atau masyarakat ilmiah bidang tertentu pada suatu masa dinyatakan sebagai pemberi

landasan untuk praktek selanjutnya. Kuhn mengatakan bahwa ilmu normal memiliki dua cirri esensial :

  1. Pencapaian ilmiah itu cukup baru sehingga mampu menarik para pemraktek ilmu dari berbagai cara lain dalam menjalankan kegiatan ilmiah; maksudnya dihadapkan pada berbagai alternatif cara menjalankan kegiatan ilmiah, sebagian besar pemraktek ilmu cenderung memilih untuk mengacu pada pencapaian itu dalam menjalankan kegiatan ilmiah mereka.
  2. Pencapaian itu cukup terbuka sehingga masih terdapat berbagai masalah yang memerlukan penyelesaian oleh pemraktek ilmu dengan mengacu pada pencapaian-pencapaian itu.

Ilmu normal bekerja berdasarkan paradigm yang dianut atau yang      berlaku. Karena itu pada dasarnya penelitian normal tidak dimaksudkan untuk pembaharuan besar, melainkan hanya untuk mengartikulasi paradigm itu. Kegiatan ilmiah ilmu normal hanya bertujuan untuk menambah lingkup dan presisi pada bidang-bidang yang terhadapnya pradigma dapat diaplikasikan. Jadi ilmu normal adalah sejenis kegiatan ilmiah yang sangat restriktif. Keuntungannya adalah bahwa kegiatan ilmiah yang demikian itu dapat sangat mendalam dan cermat.

Dalam kerangka ilmu normal, para ilmuan biasanya bekerja dalam kerangka seperangkat aturan yang sudah dirumuskan secara jelas berdasarkan paradigma dalam bidang tertentu, sehingga pada dasarnya solusinya sudah dapat diantipasi terlebih dahulu. Karena itu kegiatan ilmiah dalam kerangka ilmu normal adalah seperti kegiatan “puzzle solving”. Implikasinya adalah bahwa kegagalan menghasilkan suatu solusi terhadap masalah tertentu lebih mencerminkan tingkat kemampuan ilmuan ketimbang sifat dari masalah yang bersangkutan atau metode yang digunakan.

Walaupun ilmu normal itu adalah kegiatan kumulatif (menambah pengetahuan) dalam bidang yang batas-batasnya ditentukan oleh paradigm tertentu, namun dalam perjalanan kegiatannya dapat menimbulkan hasil yang tidak diharapkan. Maksudnya, dalam kegiatan ilmiah itu dapat timbul penyimpangan, yang oleh Khun disebut anomali. Terbawa oleh sifatnya sendiri, yakni oleh batas-batas yang ditetapkan oleh paradigma, ilmu normal akan mendorong para ilmuan pemrakteknya menyadari adanya anomali, yakni hal baru atau pertanyaan yang tidak tercover atau terliputi oleh kerangka paradigma yang bersangkutan, yang tidak terantisipasi berdasarkan paradigma yang menjadi acuan kegiatan ilmiah. Adanya anomaly merupakan persyarat bagi penemuan baru, yang akhirnya dapat mengakibatkan perubahan paradigm.

Jadi dapat saya simpulkan bahwa adanya dua tahap atau periode dalam setiap ilmu, yakni periode pra-paradigmatik dan periode ilmu normal (normal science). Pada periode pra-paradigmatik pengumpulan fakta atau kegiatan penelitian dalam bidang tertentu berlangsung dengan cara yang hampir dapat dikatakan tanpa mengacu pada perencanaan atau kerangka teoritikal yang diterima umum. Pada tahap pra-paradigmatik ini sejumlah aliran pikiran yang saling bersaing, tetapi tidak ada satupun aliran yang memperoleh penerimaan secara umum. Dengan terbentuknya paradigm itu, kegiatan ilmiah dalam sebuah disiplin memasuki periode ilmu normal atau sains normal (normal science).

  1. KESIMPULAN

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa paradigma berasal Dari bahasa Yunani para deigma, dari para (di samping, di sebelah) dan dekynai (memperlihatkan: yang berarti: model, contoh, arketipe, ideal). Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu tersebut.

Menurut Khun, ilmu dapat berkembang secara open-ended ( sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasonalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn, faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan. Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Secara singkat pradigma dapat diartikan sebagai ” keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu (fenomena)

Khun membedakan adanya dua tahap atau periode dalam setiap ilmu, yakni periode pra-paradigmatik dan periode ilmu normal (normal science). Pada periode pra-paradigmatik, pengumpulan fakta atau kegiatan penelitian dalam bidang tertentu berlangsung dengan cara yang hampir dapat dikatakan tanpa mengacu pada perencanaan atau kerangka teoritikal yang diterima umum. Pada tahap pra-paradigmatik ini sejumlah aliran pikiran yang saling  bersaing, tetapi tidak ada satupun aliran yang memperoleh penerimaan secara umum. Namun perlahan-lahan, salah satu sistem teoritikal mulai memperoleh penerimaan secara umum, dan dengan itu paradigma pertama sebuah disiplin terbentuk. Dengan terbentuknya paradigm itu, kegiatan ilmiah dalam sebuah disiplin memasuki periode ilmu normal atau sain normal (normal science). Paradigma Khun telah memberikan kontribusi dalam dinamika ilmu pengetahuan dan peradapan manusia serta mampu mendobrak citra pencapaian ilmu pengetahuan yang absolt dan tidak terikat ruang dan waktu.

Skema progress sains menurut Khun adalah sebagai berikut :

Pra Pradigma – Pra Science – Paradigma Normal Science – Anomaly – Krisis Revolusi – Paradigm Baru – Ekstra Ordinary Science – Revolusi.

Sumber: https://merymaswarita.wordpress.com/2009/10/15/paradigmakhun/

Definisi Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu menurut para ahli

  1. Definisi filsafat menurut para ahli:
  • Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada
  • Aristoteles (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
  • Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni ( the mother of all the arts) ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ) “
  • Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu), yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
  • Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .

 

  1. Definisi ilmu menurut para ahli:
  • IZUDDIN TAUFIQ

Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya

  • THOMAS KUHN

Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya

  • MAURICE BUCAILLE

Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.

  • ASMADI

Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah)

  • POESPOPRODJO

Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris

 

  1. Definisi filsafat ilmu menurut para ahli:
  • Robert Ackermann

Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.

  • Peter Caws

Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.

  • Lewis White Beck

Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

  • John Macmurray

Filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.

Kesimpulan

menurut saya: filsafat ilmu adalah pengetahuan untuk menyelidiki data atau informasi dengan mencari kebenaran dan kenyataan yang sedalam-dalamnya kemudian menilai metode-metode pemikiran ilmiah.

Klasifikasi Anggaran

  1. Pengertian Keuangan Negara

Keuangan Negara adalah hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, demikian juga segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban itu. Subagio (1991:11). Dalam undang-undang nomor 5 tahun 1973 menjelaskan bahwa keuangan negara adalah segala kekayaan negara dalam bemtuk apapun juga baik terpisah maupun tidak. Penjelasan umum tersebut dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 2776 sebagai berikut; Dengan keuangan negara tidak hanya dimaksud uang negara, tetapi seluruh kekayaan negara termasuk di dalamnya segala hak serta kewajiban yang timbul karenanya, baik kekayaan itu berada dalam penguasaan dan pengurusan pada pejabat-pejabat atau lembaga-lembaga yang termasuk pemerintahan umum maupun berada dalam penguasaan dan pengurusan Bank-bank pemerintah, yayasan-yayasan pemerintah, dengan status hukum publik dan privat. Perusahaan negara dan usaha-usaha di mana pemerintah mempunyai kepentingan khusus serta dalam penguasaan pihak lain maupun juga berdasarkan perjanjian dengan penyertaan (partisipasi) pemerintah ataupun penunjukan dari pemerintah.

Dua pengertian keuangan negara diatas, di dalamnya terdapat empat unsur pokok yang penguraiannya sebagai berikut:

  1. Hak-hak Negara

Hak-hak negara adalah usaha pemerintah untuk mengisi kas negara, dengan tujuan membiayai kepentingan-kepentingan masyarakat. Hak-hak negara ini dapat dilihat dalam bidang-bidang seperti:

  1. Hak mencetak uang
  2. Hak mengadakan pinjaman
  • Pinjaman dalam negeri
  • Pinjaman luar negeri
  1. Hak mengadakan pinjaman paksa
  2. Hak menarik pajak
  3. Hak menarik iuran dan pungutan lainnya

Hak ini dilakukan pemrintah, karena pemerintah telah memberikan jasa kepada orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Pungutan iuran ini berupa:

  • Retribusi:
  • Uang nikah dan talak-rujuk bagi orang islam;
  • Pembayaran legalisasi, izin, visa bagi orang-orang asing yang ingin masuk wilayah Indonesia;
  • Pungutan iuran hak pakai tanah-tanah negara;
  • Hak guna usaha, bangunan yang berada pada tanah milik Negara.
  1. Kewajiban-kewajiban Negara

Kewajiaban negara dimaksudkan untuk memperbaiki taraf hidup rakyat secara keseluruhan, supaya lebih baik dari sebelumnya, kewajiban ini terdiri dari:

  • Kewajiban menyelenggarakan tugas-tugas Negara
  • Kewajiban membayar hak-hak tagihan dari pihak ketiga
  1. Ruang Lingkup Keuangan Negara

Ruang lingkup keuangan negara dapat dibedakan atas 2 komponen.

  1. Keuangan negara yang merupakan kekayaan Negara yang pengelolaannya berdasarkan hukum publik (undang-undang, peraturan pemerintah) dan hukum perdata, seperti perusahaan Negara, perbankan, dan lembaga-lembaga keuangan milik Negara.
  2. Keuangan Negara yang diurus langsung pemerintah.

 

  1. Aspek Sosial Ekonomi Keuangan Negara

Aspek sosial ekonomi keuangan Negara dapat dilihat dari tiga segi.

  1. Re-distribusi pendapatan
  2. Re-allokasi sumber-sumber masyarakat
  3. Kestabilan terhadap kegiatan ekonomi

 

  1. Pengertian Anggaran Negara

Anggaran negara berasal dari kata budgette yang berarti kanton kecil atau aktentas yang terbuat dari kulit semenjak tahun 1870 selalu dibawa oleh Menteri Keuangan Inggris ke dalam Sidang Majelis Rendah pada permulaan tahun dinas anggaran.

Anggaran negara dibedakan dalam arti luas dan dalam arti arti sempit. Dalam arti sempit anggaran negara berarti rencana pengeluaran dan  penerimaan dalam satu tahun saja. Dalam arti luas anggaran negara berarti jangka waktu  perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran. Jadi, anggaran dalam arti luas meliputi suatu daur anggaran. Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal dipergunakan anggaran negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang deflasi biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.

Menurut Hadi (1980:5) bahwa anggaran belanja negara di gunakan sebagai pedoman untuk membiayai tugas-tugas negara di segala bidang, termasuk belanja pegawai untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun mendatang. Tugas-tugas negara di selenggarakan demi kepentingan masyarakat (rakyat). Jadi masyarakat dibebani biaya untuk menyelenggarakan tugas itu. Itulah sebabnya masyarakat dikenakan pungutan-pungutan, pajak-pajak, bea dan cukai, dan lain-lain pungutan.untuk memperkirakan berapa besarnya iuran-iuran (pungutan-pungutan) itu, maka direncanakan anggaran pendapatan.

Ichwan (1989:1) bahwa anggaran secara sederhana adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka di antaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa mendatang lazimnya 1 (satu) tahun.

Nurdjaman (1992:41) bahwa anggaran pada hakikatnya merupakan rencana kerja pemerintah yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituamgkan dalam angka-angka rupiah.

Tiga pendapat di atas, disimpulkan sebagai berikut:

  1. Anggaran merupakan gambaran kebijaksanaan yang tercermin dalam angka-angka, angka-angka tersebut merupakan berapa besarnya pengeluaran dan di lain pihak mengandung berapa angka-angka rencana pemasukan (penerimaan) negara untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran negara.
  2. Di dalam anggaran dapat dilihat data-data pelaksanaan anggaran tahun yang lalu.
  3. Melalui anggaran dapat diketahui sector-sektor yang diprioritaskan dalam pengeluaran Negara.
  4. Melalui anggaran dapat diketahui maju-mundurnya sasaran yang telah dilaksanakan pemerintah.
  5. Anggaran merupakan petunjuk bagi pemerintah melaksanakan kebijaksanaannya selama satu tahun mendatang, di mana secara otomatis melalui anggaran segala kebijaksanaan yang akan ditempuh pemerintah telah diketahui dan disetujui oleh seluruh rakyat melaui wakilnya di DPR.
  6. Anggaran negara yang telah diundangkan merupakan pedoman, dan sekaligus merupakan program kerja pemerintah dalam melaksanakan tugas negara di segala bidang.

Umumnya anggaran negara dapat diklasifikasikan atas 2 kategori:

  1. Anggaran Berimbang (Balanced Budgeting)

Anggaran berimbang disusun sedemikian rupa sehingga setiap pengeluaran  pemerintah dapat dibiayai oleh penerimaan dari sektor pajak atau sejenisnya, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan pemerintah sama dengan pengeluaran  pemerintah.

  1. Anggaran Tidak Seimbang (Unbalanced Budgeting)

Anggaran tidak seimbang terdiri dari anggaran surplus dan anggaran defisit. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan sedangkan anggaran defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari penerimaan. Anggaran  belanja yang tidak seimbang biasanya akan mempunyai pengaruh yang berlipat ganda terhadap pendapatan nasional

 

  1. Perkembangan Sistem Anggaran Negara

Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran yang melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem dalam penyusunan anggaran yang sering digunakan adalah:

  1. Traditional Budgeting System(Sistem Anggaran Tradisional)

Traditional budgeting system adalah suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran.

Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan jatah tiap-tiap departemen/lembaga.

Sistem pertanggungjawabannya hanya menggunakan kuitansi pengeluaran saja, tanpa diperiksa dan diteliti apakah dana telah digunakan secara efektif/efisien atau tidak. Mula-mula pemerintah memberi jatah dana untuk tiap-tiap departemen lembaga kemudian setiap departemen/lembaga mengambil jatah dana tersebut dan menggunakannya untuk melaksanakan kegiatan sampai habis. Setelah dana tersebut habis dipakai, setiap departemen/lembaga melaporkan bahwa dana tersebut sudah dipakai. Jadi tolok ukur keberhasilan anggaran tersebut adalah pada hasil kerja, maksudnya jika anggaran tersebut seimbang (balance) maka anggaran tersebut dapat dikatakan berhasil, tetapi jika anggaran tersebut defisit atau surplus, berarti anggaran tersebut gagal.

Jelaslah, di sini bahwa sistem anggaran tradisional lebih menekan kepada segi pertanggung jawaban keuangan (dana) dari sudut akuntansinya saja tanpa diuji efisien tidaknya penggunaan dana tersebut. Anggaran diartikan semata-mata sebagai alat dan sebagai dasar legitimasi (pengabsahan) berapa besarnya pengeluaran negara dan berapa besarnya penerimaan yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tersebut.

  1. Performance Budgeting System

Performance budgeting system berorientasi kepada pendayagunaan dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal dari kegiatan yang dilaksanakan. Sistem penyusunan anggaran ini tidak hanya didasarkan kepada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi di dalam “Traditional Budget”, tetapi juga didasarkan kepada tujuan-tujuan atau rencana-rencana tertentu yang untuk pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan biaya/dana yang dipakai tersebut harus dijalankan secara efektif dan efisien.
Jadi, dalam sistem anggaran performance ini bukan semata-mata berorientasi kepada berapa jumlah yang dikeluarkan, tetapi sudah dipikirkan terlebih dulu mengenai rencana kegiatan, apa yang akan dicapai, proyek apa yang akan dikerjakan, dan bagaimana pengalokasian biaya agar digunakan secara efektif dan efisien.

Sistem ini mulai menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management control), sehingga dalam sistem ini efisiensi penggunaan dana diperiksa, juga hasil kerjanya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas kegiatan dan telah ditetapkan suatu tolok ukur berupa standar biaya dan hasil kerjanya. Salah satu syarat utama untuk penerapan sistem ini adalah digunakannya sistem akuntansi biaya sebagai alat untuk menentukan biaya masing-masing program dan akuntansi biaya sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengeluaran dana.

Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran itu dengan menggunakan dana secara efisien.

  1. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)

Dalam PPBS ini, perhatian banyak ditekankan pada penyusunan rencana dan program. Rencana disusun sesuai dengan tujuan nasional yaitu untuk kesejahteraan rakyat karena pemerintah bertanggung jawab dalam produksi dan distribusi barang-narang maupun jasa-jasa dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang lain. Pengukuran manfaat penggunaan dana, dilihat dari sudut pengaruhnya terhadap lingkungan secara keseluruhan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas tujuan-tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang. Mengenai proses penyusunan PPBS ini, melalui beberapa tahap sebagai berikut:

  • Menentukan tujuan yang hendak dicapai;
  • Mengkaji pengalaman-pengalaman di masa lalu;
  • Melihat prospek perkembangan yang akan datang;
  • Menyusun rencana yang bersifat umum mengenai apa yang akan dilaksanakan.

Setelah keempat tahap, di atas selesai disusun, barulah memasuki tahap selanjutnya yang terdiri dari :

  • Menyusun program pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan
  • Berdasarkan program pelaksanaan ditentukan berapa jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan program-program tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam PPBS adalah:

  • Untuk menerapkan sistem ini, dituntut kemampuan dalam menyusun rencana dan program secara terpadu
  • Dibutuhkan informasi yang lengkap, baik informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang yang relevan dengan kebutuhan penyusunan rencana dan program tersebut.
  • Pengawasan mulai dilaksanakan sebelum pelaksanaan sampai selesainya pelaksanaan rencana dan program.

Selain ketiga bentuk sistem penganggaran tersebut di atas, dikenal pula sistem penganggaran yang dinamakan Zero Based Budgeting(ZBB). ZBB merupakan sistem penganggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan tahun yang bersangkutan, bukan pada apa yang telah dilakukan pada masa lalu. ZBB mensyaratkan adanya evaluasi atas semua kegiatan atau pengeluaran dan semua kegiatan dimulai dari basis nol, tidak ada level pengeluaran minimum tertentu.

  1. Klasifikasi Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.

Anggaran memegang peranan penting bagi suatu Negara, apalagi negara-negara yang sedang berkembang (developing countries), termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dipahami tujuan dan macam klasifikasi anggaran mana yang sesuai dan dapat digunakan suatu Negara.

  1. Tujuan Klasifikasi Anggaran
  • Untuk memudahkan penyusunan anggaran
  • Untuk memudahkan merumuskan sasaran program-program pemerintah
  • Untuk memudahkan analisis ekonomi dan keuangan
  • Untuk memudahkan formulasi penerimaan dan pengeluaran Negara
  • Efektifitas pelaksanaan anggaran dapat terjamin
  • Para pemeriksa/pengawasan keuangan negara, baik BPK maupun instansi yang berfungsi sebagai aparatur pengawasan dapat dengan mudah melaksanakan tugasnya
  • Pelaksanaan evaluasi terhadap sasaran yang ditentukan dalam anggaran mudah dilaksanakan
  1. Macam-macam Klasifikasi Anggaran
  2. Klasifikasi Organik

Klasifikasi ini menitikberatkan pada organisasi negara, sehingga penerimaan dan pengeluaran yang akan dilaksanakan hanya berlandaskan pada pengalokasian biaya untuk unit-unit kerja yang ada pada departemen dan lembaga pemerintah non departemen dan pungutan penerimaan pendapatan negara berazaskan pada hak dan wewenang masing-masing departemen dan lembaga pemerintah non departemen.

Klasifikasi ini memudahkan untuk mengadakan pengawasan hak dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing departemen, karena adanya kejelasan pembagian tiap organisasi tentang jumlah anggaran yang menjadi haknya dan berapa besarnya kewajiban untuk melakukan pungutan yang menjadi tanggung jawabnya.

Ada kelemahan klasifikasi ini, antara lain: (1) Tidak dapat diketahui untuk apa, dan berapa besarnya prestasi yang akan dicapai dan hasil pengeluaran yang telah digunakan, (2) pelaksanaan pengeluaran negara tidak dilakukan secara efisien, (3) seringkali bagian anggaran melakukan crossing dan overlapping suatu fungsi, yang seharusnya hanya dilakukan oleh suatu fungsi atau departemen / lembaga negara, sehingga sukar untuk mengetahui dengan cepat dan tepat keseluruhan tugas pemerintah yang telah dijalankan.

  1. Klasifikasi Objek

Klasifikasi ini memudahkan dalam penyusunan anggaran, karena seluruh pengeluaran dikelompokkan berdasarkan jenis pengeluaran, dan jenis pengeluaran dibagi kedalam sub jenis pengeluaran yang disebut mata anggaran. Klasifikasi ini menekankan pada perincian pengeluaran yang menjadi hak departemen, sehingga memudahkan pengawasannya, baik pengawasan preventif maupun pengawasan represif.

Apabila dilihat pembagian jenis belanja tersebut kedalam suatu jenis belanja tersebut kedalam suatu jenis belanja, nampaknya tidak ada kaitannya sama sekali dengan prestasi yangakan dicapai, jika dibandingkan dengan pengeluaran yang telah dilaksanakan, tetapi hanya suatu alat untuk mempermudah merancang, melaksanakan, mengawasi, dan evaluasi pelaksanaan pengeluaran Negara.

  1. Klasifikasi Fungsional

Dalam klasifikasi ini segala tugas dan fungsi program pemerintah dikelompokkan dalam beberapa sector, masing-masing sektor dibagi kedalamsub sector, dan masing-masing sub sektor dibagi dalam beberapa program, sehingga dengan digabungkannya program-program pemerintah kedalam sektor-sektor tertentu, maka penganalisisan ekonomi terhadap pegeluaran negara dapat dilaksanakan dengan mudah.

Walaupun kelihatannya mudah karena hanya mengelompokkan fungsi pemerintah menjadi sasaran masing-masing departemen dan lembaga, tetapi ada kesulitan dalam klasifikasi ini, yaitu sulitnya melakukan perincian fungsi yang dijalankan pemerintah yang menjadi sasaran masing-masing departemen dan lembaga ke dalam satu kelompok. Selain itu, departemen dan lembaga yang seharusnya menjalankan fungsi aslinya tidak dapat memberikan benefit yang memuaskan.

  1. Klasifikasi Ekonomi

Klasifikasi ini dapat dijumpai adanya pengaturan anggaran rutin yang bersifat konsumtif yang ditekankan pada pembiayaan tugas sehari-hari pemerintah, pemeliharaan terhadap kekayaan negara yang telah selesai dibangun, dan pengaturan anggaran pembangunan yang bersifat investasi yang ditekankan pada jenis-jenis pengeluaran yang membawa efek perkembangan kegitan ekonomi di kemudian hari, seperti pengeluaran yang membawa akibat terhadap pembentukan human capital.

  1. Klasifikasi Objek Dilihat dari Segi Ekonomi

Klasifikasi ini menekankan pada pengeluaran yang benar-benar bessifat nyata, seperti:

  • Pengeluaran yang merupakan kontrak prestasi langsung terhadap orang-orang yang bekerja pada pemerintah, contoh pengeluaran belanja pegawai (anggota Abri, Polri, Pegawai negeri, dan Pegawai perusahaan jawatan).
  • Pengeluaran yang digunakan untuk orang-orang yang tidak bekerja pada pemerintah, artinya pengeluaran yang tidak mempunyai prestasi langsung terhadap kegiatan pemerintah. Pengeluaran ini antara lain: pengeluaran untuk pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, subsidi badan-badan sosial, pendidikan, dan cicilan hutang negara.
  1. Klasifikasi Performance

Klasifikasi ini merupakan manipestasi budget system yang berorientasikan seluruh konsep anggaran yang mengelompokkan atas fungsi, sub fungsi, kegiatan dan proyek, sehingga pengelolaan anggaran harus menitikberatkan pada penganalisaan dan pengendalian (manajemen) anggaran yang efektif dan efisien dari pekerjaan yang telah ditetapkan.

Klasifikasi ini dalam pelaksanaannya dikategorikan dalam pengkaitan fungsi-fungsi anggaran yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan untuk anggaran belanja rutin, dan proyek-proyek untuk anggaran belanja pembangunan yang berdasarkan pada pengkompratifan antara biaya yang telah dikeluarkan (cost) dan manfaatnya hasil yang telah dicapai (benefit). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah evaluasi suatu pekerjaan, yang berarti bahwa klasifikasi ini tidak menitikberatkan pada segi uangnya (finansial) saja, tetapi juga berlandaskan atas hasil fisiknya.

  1. Klasifikasi Program

Klasifikasi ini menitikberatkan kegiatannya pada perencanaan dengan mengaitkan hasil (output) yang akan dicapai, oleh karena itu perencanaan disusun secara jelas, terinci, dan menyeluruh serta bersifat skala prioritas dalam pemilihan alternative-alternatif.

Dengan klasifikasi program ini, akan diketahui tujuan dan maksud apa membelanjakan uang itu. Kemudian menetapkan tingkat prioritas untuk membedakan bahwa program yang satu lebih penting dari program yang lain. Oleh karena itu, ada program yang mendapat dana jauh lebih sedikit dari yang lain, sekalipun program itu dianggap suatu fungsi yang penting.

  1. Fungsi anggaran

Anggaran berfungsi sebagai berikut:

  1. Anggaran sebagai alat perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dan belanja pemerintah tersebut.

  1. Anggaran sebagai alat pengendalian

Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.

  1. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

  1. Anggaran sebagai alat politik

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political toolsebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan political will, coalition building, keahlian berorganisasi, dan pemahaman prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer publik.

  1. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

  1. Anggaran adalah alat penilaian kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian.

  1. Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi masyarakat manajemen agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya bersifatchallenging but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

  1. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.

Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak teroganisasi dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme dan sebagainya.

  1. Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggungjawab dalam penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan yang paling bertanggung jawab atas kegitan perusahaan keseluruhan.

Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus di tangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan. M. Nafarin mengemukakan bahwa prosedur penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

  • Tahap penentuan pedoman perencanaan
  • Tahap persiapan anggaran
  • Tahap penentuan angaran
  • Tahap pelaksanaan anggaran

Adapun penjelasan dari tahapan prosedur penyusunan anggaran perusahaan yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

  • Tahap penentuan pedoman perencanan

Yaitu suatu tahap yang menentukan anggaran yang akan dapat dibuat pada tahun yang akan datang, anggaran disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran sebelumnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. Sebelum menyusun anggaran terlebih dahulu direktur melakukan dua hal yaitu:

  1. Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti: tujuan, kebijakan dan asumsi-asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.
  2. Membentuk panitia anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan dan sekretaris dan manajer lainnya sebagai anggota
  • Tahap persiapan anggaran

tahapan dimana manajer pemasaran terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (forecast sale) sebelum menyusun anggaran penjualan perusahaan. Setelah tahap tersebut selesai manajer keuangan untuk menyusun anggaran lainnya.

  • Tahap penentuan anggaran

Yaitu tahapan diadakannya rapat dari semua manajer besserta direksi, dengan menteri rapat berupa perundingan mengenai penyesuaian rencana akhir. Setiap komponen anggaran serta pengesahan dan pendiskusian anggaran.

  • Tahap pelaksanaan anggaran

Yaitu tahapan dilaksanakannya anggaran oleh semua unit kerja yang ada di dalam perusahaan. Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah di analisis anggaran disampaikan pada redaksi.

Daftar pustaka

https://www.scribd.com/doc/185966743/Sistem-Anggaran-Negara-Pusat-Dan-Daerah

 

http://ayuimanullah23.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-sistem-anggaran.html

Tambe, M, Nippi. 2006. Manajemen Keuangan Negara. Makassar. Badan Penerbit UNM.

Fungsi Perencanaan, Penentuan Kebutuhan, Dan Penganggaran Logistik

BAB 1

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan yang digunakan untuk kegiatan operasional. Jadi manajemen logistik adalah serangkaian kegiatan Fungsi Perencanaan, Penentuan Kebutuhan, Dan Penganggaran Logistik guna mendukung efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

  1. Rumusan Masalah

 

  1. Apakah yang di maksud dengan Fungsi Perencanaan ?
  2. Apakah yang di maksud dengan Penentuan Kebutuhan?
  3. Apakah yang di maksud dengan Penganggaran Logistik ?

 

  1. Tujuan

 

  1. Untuk mengetahui maksud dari Fungsi Perencanaan
  2. Untuk mengetahui maksud dari Penentuan Kebutuhan
  3. Untuk mengetahui maksud dari Penganggaran Logistik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

PEMBAHASAN

 

Fungsi Perencanaan, Penentuan Kebutuhan, Dan Penganggaran Logistik

  1. Fungsi Perencanaan

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut: Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

 

Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan beberapa aspek yakni :

  1. Penentuan tujuan yang akan dicapai.
  2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
  3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternative yang dipilih.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:

  1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektif dan efisien.
  2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
  3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan mengatasi hambatan dan ancaman.
  4. Dapat menghindari adanya kegiatan pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

Proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai atau user kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Menurut Subagya (1994), ”perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.”

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.

Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak. Rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya.

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan untuk mencapai sasaran organisasi. Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:

  1. Rencana jangka panjang (long range)
  2. Rencana jangka menengah (mid range)
  3. Rencana jangka pendek (short range)

 

  1. Penentuan Kebutuhan

Subagya (1994) menyatakan bahwa penentuan kebutuhan meupakan perincian (detailering) dari fungsi perencanaan, sehingga semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan. (Ii & Pustaka, 2009)

Fungsi penentuan kebutuhan adalah:

  1. Menetapkan sasaran bidang perlengkapan material, berdasarkan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya;
  2. Meletakkan landasan dan atau pedoman penyelenggaraan bidang perlengkapan;
  3. Sebagai dasar pengukuran-pengukuran dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang perlengkapan, baik dalam skala fisik, maupun dalam skala mata uang.

Berbagai Faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan perlu mendapatkan perhatian antara lain:

  1. Faktor Yuridis

Pada dasarnya faktor ini meliputi tentang :

  1. Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan serta batasan-batasan terhadap keamanan, desain, penyediaan barang, pengadaan dan sebagainya.
  2. Prosedur dan persyaratan dana-dana yang digunakan

 

  1. Persyaratan-persyaratan Proyek

Faktor ini mencakup tujuan proyek (objective) proyek dalam waktu tertentu (operasional dan administratif), kondisi lokasi (keadaan medan, tanah, cuaca, geografis, dan demografis) serta perhubungan / transportasi (kondisi angkutan, perhubungan darat, laut, udara serta pelabuhan).

 

  1. Evaluasi Sosio Ekonomi

Proses penentuan kebutuhan menurut pemikiran yang luas dan mendalam, terutama dalam hal evaluasi untuk menentukan jenis-jenis teknologi yang akan digunakan dan evaluasi pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Dengan mempertimbangkan aspek budaya dan faktor-faktor sosio-ekonomi diharapkan akan terjadi pemilihan dan penentuan teknologi tepat guna. Artinya teknologi yang dipakai mampu mengatasi suatu problem tertentu atau beberapa problem yang dihadapi.

Pengertian teknologi tepat guna semakin lama mencakup makna yang makin luas karena tergantung faktor ekonomi, sosial dan budaya masing-masing daerah yang bersangkutan. Teknologi padat karya ialah teknologi yang menggunakan tenaga gerak yang berasal dari tenaga manusia dan sama sekali tidak atau sangat sedikit saja menggunakan alat-alat yang digerakan oleh bahan bakar. Lawannya adalah apa yang disebut teknologi padat alat. Sedangkan teknologi madya ialah teknologi yang terletak di antara kedua ekstrem tadi. Teknologi tepat guna boleh salah satu dari ketiga jenis teknologi, atau kombinasi dari dua jenis teknologi atau mungkin kombinasi dari ketiga teknologi.

 

  1. Evaluasi Tekno-Ekonomi

Dengan mempertimbangkan faktor tekno ekonomi ini dimaksudkan agar dalam pemilihan teknologi di perhitungkan pula mengenai hal-hal sebagai berikut:

  1. Untung rugi penggunaan sesuatu barang atau alat yang di butuhkan.
  2. Pemilihan komposisi barabg atau alat yang dibutuhkan.
  3. Penggantian barang atau alat atau evaluasi tentang jangka waktu penggunaan sesuatu barang.
  4. Perkembangan teknologi

Segi tekno ekonomi ini dapat di klasifikasikan kedalam tiga golongan yaitu :

  • Tekno ekonomi yang menyangkut komposisi peralatan
  • Tekno ekonomi yang menyangkut analisis penggantian, analisis sewa-menyewa alat-alat.
  • Perkembangan Teknologi.

 

  1. Perkembangan Swadaya dan Swasembada

Faktor ini mengadung pengertian, bahwa kebutuhan sesuatu proyek hendaknya sejauh mungkin dapat dipenuhi sendiri tanpa tergantung pada bantuan luar. Ini berarti, bahwa suatu proyek harus sejauh mungkin ikut memanfaatkan dan mengembangkan industry dalam negeri. Pengutamaan ini bukan saja dilaksanakan dalam proses pengadaan barang, tetapi juga harus mencakup segala kegiatan dalam, pengadaan jasa dan kontruksi.

 

  1. Inventarisasi dan Pemeliharan

Dalam proses kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan tercakup unsur mengenai :

  • Data-data jumlah, nilai dan mutu
  • Penerapan indetifikasi, klasifikasi, standardisasi, kodefikasi dan katalogisasi.
  • Laporan depresiasi dan efisiensi
  • Parameter-parameter yang digunakan
  • Laporan tentang inspeksi
  • Laporan tentang hasil penggunaan
  • Laporan pertukaran suku cadang
  • Data-data pertukaran suku cadang oleh tiap-tiap manufacture maupun supplier
  • Hasil-hasil pengawasan tentang persedian

 

  1. Perkembangan Biaya

Perkembangan biaya member pengaruh kepada seluruh fungsi logistik.

 

  1. Perkembangan Industri dan Suplai

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian yang berkaitan dengan faktor perkembangan industri dan suplai ini yaitu :

  1. Apakah pabrik-pabrik membuat barang yang dibutuhkan itu cukup menjamin kontinuitas perbekalan suku cadanngnya.
  2. Apakah tidak perlu diadakan pre-award survey.
  3. Cara-cara mendaparkan leterangan dan wawacara dengan salesman dan pabrik, pameran dagang atau survai melalui pembelian.

 

  1. Perkembangan Politis

Pengertian keputusan politik mempunyai peringkat tertinggi dibanding dengan masalah teknis dan ekonomis.

 

  1. Pertimbangan Khusus penggunaan alat-alat besar

Pada lembaga-lembaga yang banyak mempergunakan alat-alat besar dan peralatan-peralatan yang mahal harganya, masalah-masalah pembinaan alat-alat tersebut perlu mendapatkan perhatian.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemilikan alat-alat besar antara lain :

  • Fleksibilitas penggunaannya yang besar, karena umumnya alat-alat besar dapat diubah penggunaannya dengan mudah.
  • Mobilitasnya relative tinggi, karena alat-alat besar dapat dengan mudah dipindah-pindahkan lokasinya.
  • Dapat segera disediakan atau digunakan pada saat dibutuhkan.

 

Kerugian yang dapat ditimbulkan dari pemilikan alat-alat besar antara lain :

  • Modal tertanam secara tidak efisien, terutama bila tingkat kegunaannya rendah.
  • Risiko usaha yang harus ditanggung besar.
  • Biaya pemeliharaan besar.
  • Relatif sukar mengikuti perkembangan teknik alat-alat besar, karena perioode penggantian lambat.

 

Perlu dipertimbangkan pula apakah alat-alat tersebut memiliki sifat lain seperti :

  • Dapat mengurangi biaya operasi.
  • Membuka kemungkinan pelaksanaan suatu tugas tertentu, yang tidak dapat dikerjakan dengan alat yang mempunyai kegunaan umum atau sebaliknya.
  • Dapat berlangsung dengan tingkat kegunaan.

 

  1. Penganggaran Logistik

Penganggaran merupakan kegiatan untuk merumuskan rincian penentuan kebutuhan. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran, yaitu penyesuaian rencana pembelian dengan dana yang tersedia dan mengenali adanya kendala dan keterbatasan agar tercipta reliable budgeting. (Ii & Pustaka, 2009)

Penganggaran adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penetuan kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya, dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya. Dalam usaha penyempurnaan anggaran perlengkapan atau logistik diharapkan adanya berbagai macam anggaran sebagai berikut :

  • Anggaran pembelian
  • Anggaran perbaikan dan pemeliharan
  • Anggaran penyimpanan dan penyaluran
  • Anggaran penelitian dan pengembangan barang
  • Anggaran penyempurnaan administrasi barang
  • Anggaran pengawasan barang
  • Anggaran penyedian dan peningkatan mutu personil.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Fungsi perencanaan adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Subagya (1994) menyatakan bahwa penentuan kebutuhan meupakan perincian (detailering) dari fungsi perencanaan, sehingga semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan.

Penganggaran merupakan kegiatan untuk merumuskan rincian penentuan kebutuhan. Macam –macam anggaran yaitu: Anggaran pembelian, anggaran perbaikan dan pemeliharan, anggaran penyimpanan dan penyaluran, anggaran penelitian dan pengembangan barang, anggaran penyempurnaan administrasi barang, anggaran pengawasan barang, dan anggaran penyedian dan peningkatan mutu personil.

  1. Saran

Dengan terselesainya makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami harap kepada pembaca untuk memberi saran agar dapat memperbaiki dan mengembangkan makalah-makalah selanjutnya.

Asas, Tujuan, dan Jenis Tata Ruang Kantor

  1. Pengertian Tata Ruang Kantor

Tata letak dan penataan peralatan yang ada di kantor ikut berpengaruh dalam memberikan rasa nyaman, baik bagi pegawai yang bekerja di kantor tersebut, maupun tamu yang datang, seperti relasi bisnis atau kolagen perusahaan. Keberadaan letak antara peralatan yang satu dengan lainnya yang tidak beraturan, kurangnya berfungsinya peralatan yang ada, atau pengaturan komposisi warna tidak baik dapat meyebabkan suasana kantor menjadi tidak nyaman. Meski sekilas terlihat sepele, ketidaknyamanan dapat memberikan efek pada berbagai aspek, salah satunya pegawai dapat merasa jenuh dengan suasana ruangan sehingga menjadi kurang produktif dalam berkarya. Pada akhirnya, hal tersebut ikut menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Jadi, fungsi ruang kantor bukan sebagai tempat disimpannya berbagai peralatan yang ada, tetapi bagaimana peralatan yang ada didalam ruangan kantor dapat lebih berguna keberadaannya dan siapa pun dapat menikmati kenyamanannya.

Sebelum mengetahui seperti apa tata ruang kantor yang nyaman, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tata ruang kantor. Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu office layout atau sering disebut juga layout. Tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor serta penyusunan alat-alat dan perabot kantor sesuai dengan luas lantai dan ruang kantor yang tersedia sehingga pegawai dapat bekerja dengan nyaman.

Pengertian ini senada dengan apa yang telah disampaikan beberapa ahli administrasi  dalam mendefinisikan tentang tata ruang kantor. Pengertian tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  • The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern (1996), tata ruang adalah penyusunan alat-alat pada letak yang tepat serta pengaturan kerja yang memberikan kepuasan bekerja bagi para pegawainya.
  • Litlefeld & Peterson dalam bukunya Modern Office Management (1956), tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan dan alat perlengkapan pada luas ruang yang tersedia.
  • George Terry dalam bukunya Office Management and Control (1958), tata ruang perkantoran adalah penentuan kebutuhan-kebutuhan ruang dan penggunaan secara terperinci dari ruang untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dan faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak.
  • Ida Nuraida dalam bukunya Manajemen Administrasi Perkantoran (2008), tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor beserta alat-alat dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pegawai.
  • Quible (2002), mengungkapkan bahwa tata ruang kantor menjelaskan penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi pegawainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor adalah penyiapan atau  penggunaaan secara rinci terhadap peralatan yang ada didalam suatu kantor. Tata ruang kantor yang baik tidak hanya dapat membuat alur kerja menjadi lebih lancar, tetapi juga menambah keindahan suatu kantor.

Drs. The Liang Gie mengungkapkan bahwa tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu meningkatkan produktivitas para pekerja. Selain itu, pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan beberapa keuntungan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai untuk berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.
  2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan.
  3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu ruang tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
  4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu.

 

  1. Asas dan Tujuan Ruang Kantor
  • Asas-asas Tata Ruang Kantor

Pembuatan tata ruang kantor tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus memperhatikan beberapa pedoman sehingga pembuatan dan penataan ruang kantor dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Richard Muther merumuskan enam asas pokok tata ruang yang baik. Keenam asas tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Asas jarak terpendek

Dengan tidak mengabaikan hal-hal khusus, tata ruang yang baik adalah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan penyusunan  tempat kerja pegawai, dan menempatkan alat-alat kerja, harus menempuh jarak yang sependek-pendeknya. Jarak terpendek adalah garis lurus yang menghubungkan dua buah titik. Contohnya, penataan letak meja-meja dengan jarak antarmeja tidak terlalu lebar sehingga pergerakan antarpegawai dapat lebih cepat. Jarak antarmeja yang jauh membutuhkan beberapa langkah untuk mencapai ke meja lain. Hal tersebut akan berbeda dengan jarak meja yang tidak terlalu lebar. Tentu saja jarak yang tidak terlalu jauh akan lebih efisien.

  1. Asas rangkaian kerja

Asas ini merupakan kelengkapan dari asas mengenai jarak terpendek. Asas jarak terpendek tercapai jika para pegawai atau alat-alat ditaruh berdekatan menurut urutan proses penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini, suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya. Oleh karena itu, asas ini menempatkan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan yang bersagkutan. Pegawai yang urutan kerjanya berdekatan, ditempatkan dalam posisi terdekat sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat. Pegawai selalu melangkah maju, tidak bergerak mundur, atau menyilang. Bentuknya dapat berupa garis bersiku-siku, lingkaran, berwujud huruf L, atau U. Hal yang terpenting adalah prose situ selalu mengarah maju ke muka menuju proses penyelesaian pekerjaan.

  1. Asas penggunaan seluruh ruangan

Suatu tata ruang yang baik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang datar), tetapi juga ruang yang vertikal keatas maupun kebawah. Jadi, semua ruang dimanfaatkan penggunaannya. Ruang kosong yang tidak digunakan berakibat pada pemborosan dan ketidakefisienan.

  1. Asas integrasi kegiatan

Tata ruang dan peralatan kantor harus diselesaikan dengan fungsi ruang yang digunakan. Contohnya dalam ruang rapat, peralatan yang ada haruslah peralatan yang fungsinya untuk membantu terselenggaranya kegiatan rapat dengan baik.

  1. Asas perubahan susunan tempat kerja

Tata ruang yang baik adalah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tingkat kesukaran dan pengeluaran biaya yang seminim mungkin. Perubahan susunan tempat kerja sangat diperlukan agar pegawai tidak merasa bosan dengan ruang kerja yang menoton.

  1. Asas keamanan dan kepuasan pegawai

Dalam menetukan tata ruang, faktor keamanan, kenyamanan, dan kepuasan pegawai juga harus diperhatikan. Ruangan yang nyaman dapat membuat pegawai betah berlama-lama di kantor sehingga mereka dapat bekerja lebih maksimal. Selain itu, produktivitas kerja juga dapat dicapai karena para pegawai bekerja dengan penuh semangat.

  • Tujuan Tata Ruang Kantor

Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam penyusunan tata ruang kantor. Tujuan itu bisa terkait dengan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas yang hendak dicapai. Secara umum, tujuan dari penataan tata ruang kantor yang dikemukakan oleh Drs. The Liang Gie adalah sebagai berikut.

  • Proses pengerjaan aktivitas kantor dapat dilakukan dengan jarak sependek mungkin.
  • Rangkaian aktivitas tata usaha dapat berjalan dengan lancar.
  • Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
  • Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung memuaskan.
  • Seluruh ruang dapat dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan
  • Pihak luar yang mengunjungi kantor akan mendapat kesan yang baik tentang perusahaan tersebut.
  • Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu-waktu jika diperlukan.

Sementara itu, Geoffrey Mills dan Oliver Standingford, dua orang ahli administrasi dari Inggris menegaskan bahwa tujuan tata ruang kantor yang baik bagi suatu kantor adalah sebagai berikut.

  • Persyaratan peraturan perundang-undangan dipenuhi.
  • Setiap ruangan dipergunakan sehingga menghasilkan manfaat yang besar.
  • Penyediaan kondisi kerja yang baik bagi setiap pegawai.
  • Memudahkan pengawasan untuk melihat proses kerja yang dilakukan pegawai.
  • Meningkatkan rasa kesatuan dan loyalitas pada kelompok kerja.
  • Memperlancar komunikasi dan arus kerja.
  • Memisahkan ruangan agar jauh dari pelaksanaan kerja yang gaduh dan dapat mengganggu konsentrasi.
  • Menghindari terjadinya saling ganggu antarpegawai.
  • Menyediakan pelayanan yang baik, misalnya pengadaan listrik dan telepon.
  • Memberikan keamanan.
  1. Jenis Tata Ruang Kantor
  • Tata Ruang Kantor Tertutup (Closed Plan Offices)

Tata ruang kantor tertutup adalah ruangan untuk bekerja yang dipisahkan oleh tembok-tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.

Beberapa kelebihan dari tata ruang kantor tertutup adalah sebagai berikut.

  1. Menjamin konsentrasi kerja
  2. Menjamin pekerjaan yang bersifat rahasia
  3. Aktivitas antarpegawai tidak terganggu karena terhindar dari kebisingan.
  4. Menimbulkan kesan positif pada relasi karena perusahaan dianggap lebih menghargai pegawai.
  5. Memudahkan pemeliharaan peralatan dan perabot kantor.

Kelemahan tata ruang kantor ini, antara lain sebagai berikut.

  1. Membutuhkan biaya yang lebih besar untuk pemeliharaan ruangan, pengaturan, penerangan, dan biaya peralatan lainnya.
  2. Pemakaian ruangan kurang luwes/fleksibel jika ada perubahan dan perkembangan organisasi.
  3. Hubungan pribadi antarpegawai menjadi kurang erat karena masing-masing dibatasi oleh sekat atau ruang-ruang sehingga menyulitkan pegawai mengadakan komunikasi langsung.
  4. Pengawasan kerja pegawai relatif lebih sulit dilakukan karena terhalang oleh penyekat.

 

  • Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Place Offices)

Tata ruang kantor terbuka adalah ruang kerja yang cukup luas dan ditempati oleh beberapa pegawai untuk bekerja bersama di suatu ruangan tanpa dipisah oleh penyekat atau pembatas yang permanen.

Brydone (2002) menjelaskan bahwa konsep ini dapat meningkatkan kerjasama antarpegawai dengan terciptanya lingkungan kantor yang mendukung komunikasi terbuka, sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat. Menurut Wah (1998) juga menyebutkan bahwa tata ruang ini dapat mendorong proses kreatif yang diharapkan dari pegawai yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kreatif.

Tata ruang kantor terbuka memiliki kelebihan, diantaranya sebagai berikut.

  1. Mudah dalam pegawasan, pengaturan cahaya, udara, warna, dan dekorasi
  2. Luwes/fleksibel jika diperlukan perubahan ruangan
  3. Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, penyeragaman kerja, dan pembagian peralatan kerja
  4. Biaya untuk pemeliharaan ruang kerja lebih hemat.

Sementara itu, kelemahan tata ruang kantor terbuka adalah sebagai berikut.

  1. Kebisingan akan mudah terjadi sehingga konsentrasi kerja terganggu, misalnya antarpegawai sering mengobrol.
  2. Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak jelas.
  3. Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit untuk dilakukan.
  4. Kemungkinan adanya tumpukan berkas/kertas yang berserakan membuat pemandangan yang terlihat menjadi kurang baik.
  • Tata Ruang Kantor Berhias/Berpanorama (Landscape Offices)

Tata ruang kantor ini adalah ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi, dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran tampak seperti pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan, dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.

Kelebihan tata ruang kantor berhias/berpanorama adalah sebagai berikut.

  1. Pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.
  2. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan.
  3. Kebisingan dan kegaduhan dapat dihindari.
  4. Pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien.
  5. Produktivitas kerja dapat meningkat sehingga tujuan organisasi mudah tercapai.

Sementara itu, kelemahan tata ruang kantor berhias/berpanorama adalah sebagai berikut.

  1. Biaya cukup tinggi untuk membuat taman dan dekorasi lainnya
  2. Biaya pemeliharaan tinggi
  3. Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak murah
  • Tata Ruang kantor Gabungan (Mixed Offices)

Tata ruang kantor gabungan adalah ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk ruang kantor berkamar kerja, terbuka, dan bertaman hias. Karena ketiga bentuk ruang masing-masing mempunyai kerugian, untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang ada, dapat diciptakan tata ruang kantor gabungan.

  1. Asas-Asas Pengorganisasian Kantor

Pengorganisasian berasal dari kata dasar organisasi (Organum, bahasa latin) yang berarti ‘alat atau badan’. Pada dasarnya, ada tiga ciri khusus dari organisasi, yaitu adanya sekelompok manusia, kerja sama yang harmonis, dan kerja sama tersebut berdasar atas hak, kewajiban, serta tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.

Tujuan kantor tercapai melalui kegiatan komunikasi, kalkulasi, pengelolaan warkat, laporan, dan prosedur rutin. Untuk memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan itu, manajemen kantor mengenal beberapa asas. Menurut Neuner dan Keeling dalam Modern Office Management (1970), terdapat delapan asas manajemen kantor, y aitu sebagai berikut.

  • Asas Tujuan

ini berarti bahwa manajemen kantor memerlukan suatu kebijaksanaan atau pedoman yang pasti sebelum suatu usaha dilaksanakan, berupa tujuan yang hendak dicapai dari sebuah pekerjaan dalam perusahaan. Setelah dirumuskan, tujuan tersebut harus dapat dimengerti oleh setiap pegawai. Dengan adanya pemahaman tentang tujuan yang akan dicapai dapat menjadi motivasi dalam diri pegawai untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

  • Asas Kesatuan Fungsi

Setiap organisasi perkantoran terdiri atas sejumlah fungsi yang harus bekerja sama untuk mencapai tujuan utama organisasi perkantoran. Fungsi-fungsi utama dalam organisasi bisnis adalah produksi, distribusi, keuangan, dan personalia. Keseluruhan fungsi tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan perusahaan.

  • Asas Hubungan Individual

Organisasi yang efektif terbentuk oleh pribadi-pribadi yang melangsungkan pekerjaan. Artinya, dalam setiap organisasi harus terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang pasti. Organisasi perkantoran merupakan sebuah sistem, tetapi dalam sistem tersebut masing-masing pekerjaan tetap akan diselesaikan oleh individu sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

  • Asas Kesederhanaan

Organisasi yang efektif didasarkan atas kesederhanaan dan hubungan satu sama lain yang jelas. Kesederhanaan memudahkan para pelaksana untuk memahami suatu organisasi. Semakin mudah dipahami oleh setiap orang yang terlibat dalam organisasi, semakin efektif juga organisasi dalam perkantoran tersebut.

  • Asas wewenang sepadan dengan Tanggung Jawab

Setiap orang dalam organisasi harus memiliki wewenang yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya.

  • Asas Laporan kepada Atasan Tunggal

Agar setiap pegawai mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, setiap pegawai harus menerima perintah dari satu orang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan tersebut. Jika dalam mengerjakan tugasnya pegawai harus bertanggung jawab kepada beberapa atasan sekaligus, dikhawatirkan dapat menimbulkan kekeliruan atau ketidaksepahaman dalam menerima perintah, karena masing-masing atasan bisa saja memiliki indikator yang berbeda dalam menilai hasil pekerjaan pegawai.

  • Asas Pengawasan dan Kepemimpinan

Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif harus dilakukan agar tujuan organisasi perkantoran dapat tercapai. Pengawasan yang efektif dapat mencegah perubahan arah dalam mencapai tujuan. Selain itu, pengawasan yang efektif juga merupakan proses belajar bagi organisasi di waktu yang akan datang.

  • Asas Jangkauan pengawas

Agar pengawasan dan kepemimpinan dalam organisasi perkantoran efektif, jangkauan pengawasan di bawah pengawasan langsung dari seorang manajer kantor atau seorang pengawas sebaiknya dibatasi. Semakin jauh pengawasan manajer, semakin besar kemungkinan menurunnya pertambahan kemampuan pengawasan. Tidak ada rumus yang tepat untuk menentukan jangkauan pengawasan. Hal itu disebabkan oleh tidak samanya kondisi di tiap perusahaan atau bahkan di tiap divisi dalam sebuah perusahaan.

  1. Menata Ruang Kantor

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menata ruang kantor adalah mengetahui terlebih dahulu divisi-divisi yang ada dan keterkaitan dengan divisi lain dalam melaksanakan proses kerja. Artinya, sifat pekerjaan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk menentukan tempat yang tepat bagi divisi tersebut. Beberapa pedoman untuk menata ruang kantor adalah sebagai berikut.

  • Divisi yang sifatnya bertugas melayani publik sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi orang-orang luar tanpa mengganggu divisi lainnya. Tempat yang mudah didatangi biasanya di ruang terdepan gedung perusahaan.
  • Divisi yang pekerjaannya berkaitan erat dengan divisi lain sebaiknya berada dalam satu tempat, terutama jika gedung perusahaan bertingkat-bertingkat. Letak divisi yang berkaitan di lantai yang sama akan membuat waktu dan tenaga menjadi efisien karena tidak harus berpindah lantai jika ada pekerjaan yang hendak dikoordinasikan.
  • Divisi yang mengerjakan ketatausahaan dari perusahaan sebaiknya berada di tengah-tengah letak divisi lainnya sehingga divisi lain dapat menghubungi atau menandatanginya dengan mudah.

Divisi yang sifat pekerjaannya menimbulkan suara bising sebaiknya dijauhkan dari divisi yang memerlukan konsentrasi tinggi.

Karakteristik Administrasi Perkantoran

  1. Pengertian Karakteristik

Secara umum istilah “Karakter” sering disamakan dengan temperamen, tabiat, watak, atau akhlak. Istilah karakteristik berasal dari bahasa Inggris “characteristic” yang berarti mengandung sifat khas. Secara harfiah menurut beberapa bahasa karakter memiliki berbagai arti, seperti “Kharacter” (latin) yang berarti instrument of marking, “charessein” (Perancis) yang berarti to engrave (mengukir), “watek” (Jawa) berarti ciri, dan “watak” (Indonesia) yang berarti sifat pembawaan yang memengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, dan peringai.

Dalam KBBI, istilah “karakter“ berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain: tabiat, watak. Sementara itu, dalam kamus lengkap psikologi (2011) karya J.P. Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik adalah sinonim atau persamaan dari kata karakter , watak, dan sifat yang memiliki pengertian sebagai berikut.

  • Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal, yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, atau kejadian.
  • Integrasi atau sintesis dari sifat-sifat individu dalam suatu kesatuan.
  • Kepribadian seseorang dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik adalah suatu sifat yang khas atau ciri yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Objek disini bisa berarti apa saja, benda mati atau pun makhluk hidup. Contohnya, ketika lita diminta menyebutkan apa ciri khas dari seekor burung, kita pasti akan menjawab ciri khasnya adalah bisa terbang, mempunyai paruh, dan berbulu. Contoh lainnnya, ciri khas sepeda motor adalah beroda dua, menggunakan bensin, mempunyai spion, dan sebagainya. Ketika diminta menyebutkan ciri khas dari teman kita, kita pun akan dengan mudah menyebutkannya. Contohnya, Ani adalah orang yang manis, supel, pandai bergaul, rapi, dan berlesung pipi. Itulah beberapa contoh jika berbicara tentang karakteristik atau ciri khas.

  1. Karakteristik Administrasi

Bagaimana dengan admnistrasi perkantoran? Apakah mempunyai ciri khas? Jawabannya tentu saja ada. Administrasi perkantoran adalah rangkaian kegiatan berupa merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan, mengawasi, melakukan control, serta menyelenggarakan secara tertib berbagai pekerjaan kantor atau pekerjaan ketatausahaan. Sebelum mempelajari karakteristik administrasi perkantoran, berikut ini adalah beberapa karakteristik dari administrasi yang perlu dipahami.

  • Adanya sekelompok orang

Mengapa administrasi membutuhkan sekelompok orang? Bukankah kita dapat melakukan pekerjaan sendiri, misalnya membuat sebuah surat. Hal ini dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat. Namun, benarkah hal itu dapat selesai tanpa membutuhkan keberadaan orang lain? Surat yang dibuat memang termasuk dalam pekerjaan kantor. Namun, surat hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal terpenting adalah apa tujuan dari membuat surat tersebut. Tentu isi surat tesebut bukan ditujukan untuk diri sendiri, melainkan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain. Artinya, kita memang membutuhkan orang lain untuk menjalankan administrasi.

Diperlukan keberadaan orang lain dalam administrasi dapat kita pahami dengan melihat kembali sejarah administrasi. Dulu, adanya alat ukur berupa uang timbul karena adanya dua orang atau lebih yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga mereka saling barter (menukar barang) untuk mendapatkan apa yang mereka perlukan. Lama kelamaan, perilaku ini memunculkan ide adanya uang sebagai alat tukar. Contoh lain adalah adanya pencatatan tranksaksi penjualan di sebuah rumah makan. Hal tersebut muncul karena adanya dua orang atau lebih yang saling membutuhkan, si pembeli membutuhkan makanan, si penjual mengharapkan makanannya dibeli untuk mendapatkan uang. Jika dilakukan sendiri, tentu tidak akan ada pencatatan transaksi.

  • Adanya kerja sama

Kerja sama adalah rangkaian perbuatan yang dilakukan bersama-sama secara teratur oleh lebih dari satu orang yang menimbulkan akibat yang tidak akan terjadi jika dilakukan sendirian. Jadi, kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika dua orang atau lebih bekerja sama. Menurut Gibson (1983), kelompok kerja sama formal dan informal di bentuk karena pemuasan kebutuhan (the satisfaction of needs), kedekatan dan daya tarik (proximity and attraction) tujuan kelompok (group goals), dan alasan ekonomi (economic reasons).

Contohnya adalah kelompok orang yang bekerja sama dalam bermain sepakbola. Tujuan utama dari bermain sepkbola adalah mencetak gol. Tanpa adanya gol, sebuah tim tidak akan bisa menang. Oleh karena itu, sekelompok orang dalam tim sepakbola tersebut saling bekerja sama satu sama lain untuk mencetak gol. Tanpa adanya kerjasama, mustahil gol akan tercipta.

Dalam melakukan pekerjaan kantor pun demikian, harus ada kerjasama. Jika salah satu pihak tidak mau bekerja sama, tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai. Contohnya, jika di kantor  tidak ada kerja sama yang baik antara pimpinan dan bawahan, apa yang akan terjadi? Pasti tidak akan ada yang dikerjakan. Pimpinan akan marah, bawahan juga akan kesal karena dimarahi oleh pimpinan. Jadi, hal yang muncul bukanlah kerjasama, melainkan pertentangan.

  • Adanya proses/usaha yang berkesinambungan

Unsur administrasi meliputi organisasi, manajemen, komunikasi, keuangan, perbekalan, personalia, dan lainnya. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain, bahkan seringkali semuanya dilaksanakan secara bersamaan. Urutan pelaksanaan dan pentingnya suatu unsur dapat berubah-ubah, bergantung pada orang dan corak kerja sama. Peranan yang dititikberatkan dari suatu unsur dapat berbeda-beda dalam suatu kerjasama. Jika rangkaian ini berputar, artinya sedang berlangsung sebuah kegiatan.

Contohnya, pencatatan pembayaran gaji yang merupakan bidang keuangan, sudah tentu berdasarkan catatan kehadiran milik pegawai tersebut. Dalam satu bulan siapa yang tidak hadir, siapa yang sakit, dan sebagainya. Ini tentu akan memengaruhi proses pencatatan perhitungan keuangan.

  • Adanya pembagian tugas

Sebelumnya telah dicontohkan bahwa kerjasama diperlukan dalam sebuah tim sepakbola. Dalam sepakbola, gol banyak tercipta karena adanya pembagian peran dalam tim. Ada yang berperan sebagai penjaga gawang, pemain belakang, dan penyerang. Mereka bahu-membahu mencetak gol, tidak ada yang bermain sendiri. Jika lawan sedang menyerang, semua akan mempertahankan wilayah agar tidak sampai dikalahkan lawan. Sebaliknya, jika ada teman yang maju kedepan, pemain belakang juga seringkali maju mendorong temannya untuk mencetak gol. Bayangkan jika semuanya ingin menjadi penyerang, siapa yang akan menjaga pertahanan? Tentu akan sangat berat. Namun, apa yang terjadi ketika salah satu dari mereka berhasil mencetak gol?mereka pasti akan bersuka cita dan saling berangkulan merayakan keberhasilan hasil kerja sama mereka.

Hal tersebut juga berlaku dalam administrasi perkantoran. Antara pegawai yang satu dan yang lain mempunyai peran yang berbeda dan harus saling mendukung. Pegawai yang menguasai komputer akan banyak bekerja di bidang komputer, seperti bagian data. Sementara itu, pegawai yang menguasai bidang keuangan akan mengurusi bidang keuangan. Pembagian peran yang berbeda akan bersinergi satu dengan yang lainnya untuk saling mendukung dan melengkapi sehingga kekurangan pada tiap individu akan ditutupi oleh individu yang lain.

  • Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan

Agar mudah dipahami, kita kembali pada contoh permainan sepakbola. Apakah ada pemimpin? Tentu saja. Ada pelatih dan ada kapten tim. Pelatih bertugas memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada pemain agar mereka tetap bermain sesuai intruksi dan kesepakatan bersama, serta tidak melenceng dari tugas-tugas mereka. Termasuk juga kapten tim, yang bertugas memotivasi langsung teman-temannya agar mereka tetap semangat sekalipun dalam keadaan tertinggal.

Bagaimana dengan dikantor? Mereka hatus seperti pemain sepakbola yang berhasil. Ada pemimpin dan pegawai/pelaksana. Pemimpin akan memberikan arahan kepada pegawai termasuk melakukan pembinaan, pemberian motivasi, serta pengawasan agar mereka tetap bekerja sesuai dengan tugas pokok mereka. Jadi, mereka tidak melenceng dari jalan yang sudah diarahkan dan dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang baik sehingga bawahan mempunyai sikap hormat kepada pimpinannya.

  • Adanya tujuan

Tujuan adalah cita-cita dan impian yang hendak diraih oleh suatu organisasi. Tugas untuk mencapai tujuan organisasi dibebankan kepada pimpinan/manajer dibantu oleh karyawan yang lain. Mengingat pentingnya penetapan tujuan sebagai bagian dari fungsi perencanaan, dibutuhkan pimpinan yang mempunyai visi, pengalaman, dan wawasan yang luas. Oleh karena itu, sebelum menjalankan dan mengarahkan kegiatan organisasi, seorang pimpinan harus menetapkan tujuan yang jelas. Meskipun tugas untuk mencapai tujuan dibebankan kepada pimpinan, seorang pimpinan tidak dapat mencapai tujuan tersebut seorang diri. Ia tetap membutuhkan keberadaan pegawai lain yang membantunya untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, sinergi antara pimpinan dengan pegawai haruslah kuat.

  1. Karakteristik Administrasi Perkantoran

Setelah mengetahui karakteristik administrasi, berikut ini akan dibahas mengenai karakteristik administrasi perkantoran.

  • Bersifat Pelayanan

Pekerjaan kantor adalah melayani pelaksana pekerjaan operasional (tugas-tugas pokok kantor) dalam mencapai tujuan organisasi. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh G.R Terry, seorang ahli di bidang manajemen dan administrasi, yang menyebutkan bahwa pekerjaan kantor sebagai pekerjaan pelayanan (service work) yang berfungsi memudahkan dan meringankan. Pekerjaan kantor berperan membantu pekerjaan lain agar dapat berjalan lebih berdaya guna.

Pernyataan lain menurut ahli diungkapkan oleh Herry L.Wilie dan Robert P.Brecht, yang menyebutkan bahwa pekerjaan kantor berperan sebagai satuan organisasi pelayanan (service unit) yang bertuan memberi pelayanan kepada bagian dalam organisasi atau perusahaan.

Dalam perusahaan, pekerjaan kantor tidak langsung mendatangkan laba, seperti bagian produksi atau penjualan yang sifat pekerjaannya operatif atau terjun langsung dilapangan. Namun, produksi atau penjualan tersebut dapat berhasil dan menguntungkan jika pekerjaan kantor berhasil melayani kebutuhan produksi atas penjualan tersebut.

Contoh lain dari bentuk karakteristik administrasi perkantoran yang bersifat pelayanan adalah sebagai berikut.

  1. Tugas utama guru adalah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa sesuai dengan tingkatan siswa. Namun, dalam menjalankan tugasnya, guru memerlukan bantuan dari pekerjaan ketatausahaan, seperti mencatat kemajuan belajar siswa atau menyiapkan rapor.
  2. Petugas perpustakaan mencatat siswa yang meminjam buku diperpustakaan.
  3. Teller bank mendata orang yang menabung di bank.
  4. Sekretaris membantu atasan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan atasan.

 

  • Bersifat Terbuka dan Luas

Administrasi perkantoran diperlukan dimana-mana dan dilaksanakan dalam seluruh organisasi. Artinya, pekerjaan kantor dapat dilakukan dimana saja dalam suatu organisasi. Tidak hanya terbatas di kantor (gedung), tetapi juga diluar kantor (di luar gedung).

Berikut ini adalah beberapa contoh dari karakteristik administrasi bersifat terbuka dan luas.

  1. Petugas listrik mencatat meteran listrik kerumah-rumah.
  2. Petugas pemeriksa karcis kereta api memeriksa karcis penumpang.
  3. Petugas PDAM melakukan pencatatan meteran air ke rumah-rumah.
  4. Polisi melakukan razia serta mencatat nama pelanggar dan sanksi yang didapat.

 

  • Dilaksanakan Oleh Semua Pihak dalam Organisasi

Pekerjaan kantor dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari pimpinan yang paling tinggi sampai pegawai yang paling bawah sekalipun. Artinya, pekerjaan itu dapat dilakukan oleh semua orang yang ada dalam organisasi tersebut. Contohnya, seorang direktur menelpon divisi lain untuk menghimpun data atau keterangan yang diperlukan, seorang mandor pabrik mencatat para pekerja atau karyawan yang tidak masuk atau yang lembur tanpa mengurangi tugas pokoknya sebagai mandor. Seorang pegawai yang bertugas membersihkan kantor, sering juga mendapat pekerjaan mengantar surat dan mengisi buku ekspedisi.

Beberapa contoh lain dari karakteristik ini adalah sebagai berikut.

  1. Seorang pimpinan bertugas memotivasi karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin.
  2. Pengisian jurnal kelas dapat dilakukan oleh siswa lain, selain sekretaris kelas.
  3. Seorang kurir, dalam menyampaikan surat kepada orang lain, akan mencatat dan meminta bukti penerimaan surat kepada pihak yang dituju.

Kakak kelas mendatangi tiap kelas untuk mencatat siswa yang akan mengikuti ekstrakurikuler yang ditawarkan.

Makalah Pemimpin dan Komunikasi

Kata Pengantar

 

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah yang berjudul “PEMIMPIN DAN KOMUNIKASI”.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PEMIMPINN DAN KEPEMIMPINAN. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.

 

Makassar, 12 April 2017

 

 

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Isi

 

SAMPUL…………………………………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………. ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………. 1

  1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………….. 1
  2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………… 2
  3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………….. 2
  4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………… 3

  1. Pengertian Pemimpin…………………………………………………………………………………….. 3
  2. Fungsi Kepemimpinan…………………………………………………………………………………… 5
  3. Komunikasi…………………………………………………………………………………………………. 6
  4. Tipe dan Persyaratan Komunikasi…………………………………………………………………… 9
  5. Pengambilan Keputusan………………………………………………………………………………. 13
  6. Keterampilan Berdiskusi……………………………………………………………………………… 17

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………… 19

  1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………… 19
  2. Saran…………………………………………………………………………………………………………. 19

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………. 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila terjadi masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi organisasi tersebut.

Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar  1  orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut.  Menurut Everett M. Rogers (dalam Suranto AW, 2005 : 15) memberikan definisi bahwa : Komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat sesuatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pimpinan untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, melainkan juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik diantara pimpinan dengan pengawainya. Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi.

Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi porganisasi (perusahaan, kesatuan, jawatan dan lain-lain) pemimpin harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak, bai melalui hubungan formal maupun informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimppin itu sebagian besar ditentukan oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara horizontal maupun secara vertikal, keatas dan kebawah

 

  1. Rumusan Masalah
  2. Apa hakikat pemimpin dan komunikasi?
  3. Apa saja tipe dan persyaratan komunikasi?
  4. Bagaimana tahap pengambilan keputusan yang benar?
  5. Apa manfaat dalam keterampilan berdiskusi?
  6. Tujuan Penulisan
  7. Mempelajari dan memahami cara komunikasi pemimpin yang tepat dalam organisasi
  8. Menambah wawasan tentang keterampilan berdiskusi dalam sebuah organisasi
  9. Manfaat Penulisan
  10. Pembaca dapat menambah pemahaman tentang hakikat pemimpin dan komunikasi
  11. Mengetahui beberapa tipe dan persyaratan komunikasi
  12. Dapat memahami tahap pengambilan keputusan yang benar
  13. Mengetahui manfaat dalam keterampilan berdiskusi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

Pembahasan

  1. Pengertian Pimpinan

Dilihat dari sisi bahasa indonesia “pemimpin”  sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua dan sebagainya. Sedangkan istilalh memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. (organisasi, 2013)

Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang yang sama yaitu “pimpin”, dan berikut dikemukakan beberapa pengertian pemimpin :

  1. Pemimpin adalah seorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan memengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekeolmpok orang taanpa menanyakan alasan-alasannya.
  2. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu: karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin,
  3. Pemimpin adalah seseorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan/kelebihan disuatu bidang sehinggadia mampu memengaruhi orang-orang lain utnuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
  4. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan/kekhususan dalam satu bidang, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan (Kartini Kartono, 1994)

Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, jika pemimpin dilhat dari sisi bahsa inggris menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :

  1. Loyality, seorang pemimpinn harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memeberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
  2. Educate, seorang pemimpin mampu mengedukasi rekan-rekannya dan mewarisikan tacit knowledge pada rekan-rekannya
  3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
  4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam aktivitasnya.

Beberapa pengertian pemimimpin menurut para ahli :

  1. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
  2. Dan dalam kajian teori kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman memberikan penegasan sebagai berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang secara formal diberi status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya.”
  3. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
  4. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan. (Daswati, 2012)
  5. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinana yang dipaparkan dalam kajian teori kelompok 3 antara lain sebagai eksekutif, penengah, penganjur, ahli dan sebagai pemimpin diskusi.

  1. Pemimpin Eksekutif (executive leader)

Fungsinya adalah ”menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia memimpin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.

  1. Pemimpin sebagai Penengah

pemimpin bertindak sebagai penengah, yang setiap keputusannya dilaksanakan dengan taat.

  1. Pemimpin sebagai Penganjur

Penganjur adalah sejenis pemimnpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berkomunikasi.

  1. Pemimpin sebagai Ahli

Lebih terpelajar dari pada orang-orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasar fakta, dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta.Bahwa fungsinya yang penting ialah memberi penerangan kepada  kelompoknya. Alasan utama bagi eksistensinya ialah, bahwa “ia tahu dan orang lain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang.

  1. Pemimpin Diskusi

Kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.

 

  1. Pengertian Komunikasi

Teori komunikasi adalah cabang psikologi yang membvahas komunikasi dalam segala fasesnya, yaitu manusiawi, mekains, institusional atau kelembagaan. Disiplin ilmu psikologi, neurologidan elektronika yang ada kaitannya, dimasukkan didalamnya, karena diterapkan dalam komunikasi, banyak ditekankan masalah pengembangan model-model komunikasi manusiawi dengan komunikasi lewat mesin-mesin.

Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegrap, telepon, dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu

C.P. Chaplin dalam bukunya Kamus Lengkap Psikologi, 1975, 1989) mendefinisikan komunikasi sebagai :

  • Penyebaran ( transmisi, pengiriman, pengoperan, ) perubahan-perubahan energi dari satu tempat ke tempat lain, seperti dalam transmisi syaraf.
  • Proses transimis atau penerimaan tanda, sinyal atau pesan.
  • Satu pesan atau sinyal
  • Informasi yang diberikan oleh pasien kepada psikoterapis

Definisi Komunikasi lainnya ialah sebagai berikut :

Komunikasi ialah arus informasi dan emosi-emosi yang terdapat dalam masyarakat yang berlangsung secara vertikal ( atas bawah, vice-versa ) maupun secara horisontal. Dapat berarti pula perhubungan atau persambungan wahana/sarana-sarana

Teknik komunikasi ialah tata cara hubungan yang efisien  baik melalui penggunaan alat-alat komunikasi maupun tidak dengan semua unsur yang saling melibatkan diri dalam satu unit sosial.

  • Manfaat komunikasi ( khususnya bagi satuan organisasi )
  1. Menghubungkan semua unsur yang melakukan interelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan, dan loyalitas antar sesama
  2. Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidangnya yang dibawahi, sehingga berlangsung pengendalian operasional yang efisien
  3. Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi. Kemudian muncullah rasa keterlibatan atau sense of envolvement dan rasa ikut memiliki ( melu handarbeni), serta sense of belonging atau rasa “ menjadi bagian” dari satu kelompok,
  4. Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga menigkatkan rasa kesatuan dan pemantapan espirit de corps (semangat korps)
  • Arus komunikasi ialah penyaluran segenap informasi, emosi, dan keinginan yang menyangkut semua unsur, tugas pekerjaan, dan relasi-relasi pribadi atau personal. Arus informasi ditujukan oleh:
  1. Penyampaian berita atau pengetahuan mengenai komando, rencana, pelaksanaan, faktor-faktor penunjuang dan penghambat tugas pekerjaan dan supervisi
  2. Mengantarkan informasi mengenai pendapat, perasaan atau emosi-emosi, kehendak, hasrat dan aspirasi seluruh anggota, dari staf pimpinan kepada bawahan, vice-versa
  3. Arus informasi dan emosi ini bisa berlangsung sebagai berikut :
  • Vertikal
  • Horisontal
  • Kombinasi horisontal dan vertikal
  1. Kualitas arus dapat dibagi pula atas :
  • Cepat atau lambat arusnya
  • Lalma atau tidak lam berlangsungnyaarus komunikasi
  • Kuat atau lemahnya arus komunikasi
  • Kebijaksanaan Komunikasi ( diterapkan demi peningkatan arus komunikasi ) meliputi :
  1. Hierarki nilai dan pentingnya informasi
  2. Informasi parsial atau bagian demi bagian
  3. Informasi dengan penjelasan sampai sedetai-detailnya, atau informasi secara garis besarnya saja
  4. Perlu diperhatikan alasan dan tujuan khusus dari komunikasi
  5. Jaringan-jarinagan informasi perlu ditegakkan, agar arus informasi tersalur sampai kepada semua sasaran yang dituju
  6. Jalur supervisi dan kontrol yang melembaga.
  7. Pemanfaatan jalur-jalur tidak resmi

 

  1. Tipe dan Persyaratan Komunikasi

Syarat-syarat komunikasi yang memungkinkan atau bersifat permisif, yaitu:
Dalam suasana yang bebas, gembira, tanpa tekanan-tekanan tertentu, pemimpin menerima individu lain tanpa prasangka dan dengan lapang dada.
Pemimpin menghargai kelebihan orang lain dan memahami serta memaafkan kelemahan masing-masing orang.

  1. Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya. Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut.
  2. Adanya unsur-unsur kimunikasi seperti :
  • Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lain-lain.
  • Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya.
  • Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku orang lain.
  • Saluran (channel) : Saluran adalah komunikator yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Saluran komunkasi berupa saluran formal (resmi) dan saluran informal (tidak resmi). Saluran formal adalah saluran yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahannya, sedangkan saluran informal adalah saluran yang berupa desas-desus, kabar burung dan kabar angin.
  • Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu, kelompok dan massa
  • Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
  1. Dalam suasana yang bebas, gembira, tanpa tekanan-tekanan tertentu, pemimpin menerima individu lain tanpa prasangka dan dengan lapang dada.
  2. Pemimpin menghargai kelebihan orang lain dan memahami serta memaafkan kelemahan masing-masing orang.
  3. Ia bersedia mendengar pendapat orang lain tanpa penilaian dan prasangka-prasangka tertentu dan mampu ikut merasakan kehidupan orang lain.

 

  1. Tipe Atau Bentuk Komunikasi
  2. Komunikasi satu arah Komunikasi (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio
  3. Komunikasi dua arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
  4. Komunikasi dari atas kebawah, komunikasi bawah yaitu suatu penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Robbin yang menjelaskan sebagai berikut: Komunikasi yang berlangsung dari tingkat tertentu dalam satu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah.
  5. Komunikasi dari atas ke bawah, Komunikasi ke bawah yaitu suatu penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya.
  6. Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi ke atas yaitu  suatu penyampaian informasi yang mengalir atau berasal dari bawahan kepada pimpinan/atasan. Prinsip-prinsip komunikasi ke

  1. Komunikasi horizontal

Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar /sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain mengkoordinasikan tugas-tugas, saling membagi informasi untuk perencanaan aktivitas, memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada pada tingkatan yang sama, menyelesaikan konflik, menjamin pemahaman yang sama, dan menegmbangkan sokongan interpersonal. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.

 

  1. Komunikasi diagonal

Komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu:

  1. a) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
  2. b) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Dan kelemahannya dapat mengganggu komunikasi yang rutin yang sudah berjalan sebelumnya.

Tipe komunikasi menurut Leonard R. Sales dan George Strauss, dalam bukunya “Human Behaviour in organization” mengemukakan beberapa tipe komunikasi sebagai berikut (Kartono, 1983)  :

  1. Tipe Lingkaran setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang disamping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, disini tidak ada pemimpin.
  2. Tipe Rantai satu anggota hanya dapat berkomunikasi dengan satu anggota lain lalu anggota lain tersebut dapat menyampaikan pesan tersebut pada anggota lainnya lagi begitu seterusnya. Sebagai contoh, si A dapat berkomunikasi dengan B, B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya.
  3. Tipe Y tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang disampingnya.
  4. Tipe Roda , ada seorang pemimpin yang menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan seluruh anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya dapat berhubungan dengan pemimpinnya. Jadi, pemimpin sebagai komunikator dan anggota kelompok sebagai komunikan yang dapat melakukan feedback pada pemimpinnya namun tidak dapat berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya karena yang menjadi fokus hanya pemimpin tersebut
  5. Tipe bintang jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melakukan timbal balik dengan semua anggota kelompok yang lain. (Rahmanto, 2004)
  6. Pengambilan Keputusan

Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka aktivitas pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen, namun juga merupakan usaha yang paling penting bagi pimpinan. Dalam pengambilan keputusan tersebut tercakup kemahiran menyeleksi dan menentukan keputusan yang paling tepat dari sekian banyak alternatif jawaban atau pemecahan masalah. Selanjutnya karena dibebani oleh tanggung jawab etis, maka mrupakan tugas yang cukup berat untuk memastikan satu keputusan ditengah situasi yang tidak menentu, yang belum dikenal sebelumnya, atau yang sering muncul dngan mendadak.

Stoner (dalam Hasan, 2004) mengartikan pengambilan keputusan sebagai proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara penyelesaian masalah. Selain itu, Siagian (1998) mengartikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Proses tersebut dimaksud untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi . pernyataan tersebut menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan satu seri tindakan dan membutuhkan beberapa langkah pengambilan keputusan harus tepat dan rasional. Karena itu, informasi yang lengkap, terpercaya dan actual, sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu system tindakan, karena di dalamnya terdapat beberapa komponen sebagai kerangka kerja. Menurut Atmosudirdjo (1970), bahwa struktur dan sistem dari kerangka pengambilan keputusan bergantung pada:

  1. Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung jawab untuk mengambil keputusan,
  2. Problem atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan,
  3. Situasi tempat si pengambil keputusan dan problem itu berada,
  4. Kondisi si pengambil keputusan, kekuatan dan kemampuannya untuk menghadapi problem tersebut.

Dasar pengambilan keputusan bermacam-macam, bergantung pada permasalahannya. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat pula suatu keputusan diambil berdasarkan rasio. Namun tidak mustahil, banyak keputusan dalam lingkungan organisasi publik maupun pada organisasi bisnis, diambil berdasarkan wewenang yang dimiliki pengambilan keputusan. Terry (1960) mengemukakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Hanafi, 2007):

  1. Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan memiliki subjektif. ‘inner feeling’ yang bersifat subjektif ini mudah terkena pengaruh, pilih kasih, dan faktor kejiwaan lainnya. Sifat subjektif dari keputusan yang berdasarkan intuitif memiliki kelebihan, yaitu: (1) yang memutuskan hanya seorang, sehingga waktu yang digunakan relative lebih pendek, (2) kalau pengambilan keputusan memiliki olah rasa yang cukup tinggi, maka keputusan banyak yang tepat dan memberikan kepuasan pada umumnya, dan (3) lebih tepat untuk memutuskan masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

  1. Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna, sehingga keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, dan konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas tertentu, sehingga dapat mendekati kebenaran. Pengambilan keputusan yang berdasar rasional ini, memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
  2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
  3. Pengetahuan alternative: seluruh alternatif diketahui jenis dan konsekuensinya.
  4. Preferensi yang jelas: alternatif dapat diurutkan sesuai dengan criteria.
  5. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas daya guna yang maksimal.
  6. Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan itu didukung oleh sejumlah fakta yang cukup memadai. Hanya saja istilah fakta itu sendiri berkaitan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan, data-data itu harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi, kemudian informasi inilah yang dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup, memang merupakan keputusan yang dapat dikatakan baik, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup, itu pun sering sulit diperoleh. Informasi yang terpercaya itu datanya lebih dahulu harus diolah secara cermat. Pengolahan data secara cermat dilakukan melalui diagnosis, pengelompokan, dan interpretasi. Untuk keperluan ini, dibutuhkan tenaga yang terampil yang mampu mengolah data menjadi informasi yang baik, sehat dan solid.

  1. Pengalaman

Suatu pengalaman dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan  agar keputusan yang akan diambil itu tidak salah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat sebagai pengetahuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Apalagi jika pemimpin yang akan mengambil keputusan itu telah banyak memiliki pengalaman dalam penyelesaian masalah yang timbul dalam organisasi yang dipimpinnya. Ia sudah dapat memilih alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif dalam penyelesaian masalah.

  1. Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil berdasarkan wewenang atau ‘authority’ yang dimiliki orang seorang pemimpin. Setiap orang yang menjadi pemimpin organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Keputusan yang berdasarkan wewenang mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain: bersifat rutinisme, sering keputusan yang diambil melampaui permasalahan yang seharusnya diselesaikan, akibatnya dapat mengaburkan pokok masalah atau memunculkan masalah baru.

 

  1. A. Simon dalam bukunya Administrative bhaviour 1947, mengemukakan tiga proses dalam pngambilan keputusan, yaitu:
  • Intelegence activity, yaitu pross penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang inteligent.
  • Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut, jadi ada perencanaan pola kegiatan
  • Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau kemungkinan pemecahan.

Teori yang dikemukakan oleh Stuart Chase dalam bukunya The Propers Study of Mankind (1956) mengemukakan untuk sampai pada satu keputusan, manusia menggunakan enam cara, yaitu:

  • Memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
  • Memohon restu dan petunjuk dari orang-orang bijaksana.
  • Mendasarkan diri pada firasat dan intuisi sendiri.
  • Menggunakan akal sehat atau common sense.
  • Melandaskan diri pada daya pikir yang logis.
  • Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah.
  1. Keterampilan Berdiskusi

Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan yang mutlak perlu bagi setiap unsur pimpinan. Sebab, diskusi merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan atasan, semua kolga, dan bawahan, untuk memecahkan permasalahan.

Manfaat diskusi ialah: Karena luasnya materi dan persoalan yang harus dihadapi, diskusi dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan, perincian masalah, memperlebar sudut pandang dan ruang lingkup permasalahn serta memperluas cakrawala kemungkinan-kemungkinan pemecahan.

Ada pendekatan multidisipliner, multidimensional, berpikir secara kooperatif, dan akumulasi dari ide-ide yang konstruktif, disertai kejernihan pengertian dan kejelasan yang lebih gamblang. Melalui diskusi, orang dapat meningkatkan proses pengendapan permasalahan ada proses internalisasi. Juga terdapat refleksi atau perenungan pemikiran kembali berdasarkan wawasan baru segala sesuatu yang pernah didengar, dilihat, dan dipahami sebelumnya.

Pembentukan kepribadian menjadi lebih kaya dan lebih matang. Tujuan berdiskusi ialah: Untuk memikirkan beberapa alternatif kemungkinan pemecahan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan informasi dan data selengkap mungkin dan memikirkan cara penyelesaian masalah seefisien mungkin. Sehubungan dengan semua itu, pelaksanaan diskusi harus berlangsung dengan tertib, teratur, cermat, disertai kebersamaan dan partisipasi berpikir, untuk memprjelas dan memecahkan masalah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

Penutup

  1. Kesimpulan

Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator dalam organisasi, pemimpin harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak, melalui hubungan formal maupun informal. Karena suksesnya pelaksanaan tugas dan wewenang kepemimpinan sebagian besar ditentukan oleh keteerampilannya dalam menjalin komunikasi dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan kegiatan organisasi. Manfaat komunikasi bagi kelompok atau organisasi antara lain :

  • Menghubungkan semua unsur, sehingga terjadi kesetiakawanan dan keloyalitas antar sesama
  • Perilaku operasional yang efisien
  • Pembangkitan rasa keterlibatan
  • Pemanfaatan espirit de corps
  • Berguna bagi peningkatan rasa tanggung jawab serta semangat bekerja/berjuang, demi kemajuan organisasi

 

  1. Saran

Sebagai manusia yang tidak sempurna kami pun memiliki kekurangan. Begitupun dalam pembuatan makalah ini, masih sangat banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karenanya, dengan sadar kami sangat membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca agar apa yang menjadi kekurangan dapat diperbaiki.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Daswati. (2012). implementasi peran kepemimmpinan dengan gaya kepemimpinan menuju kesuksesan organisasi. kepemimpinan , 783.

Hanafi, M. (2007). Pengambilan keputusan strategik. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Kartono, D. K. (1983). KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI. jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

organisasi, p. d. (2013). pro. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA, Mayor Jenderal TNI Bachtiar, S.IP. Brigadir Jenderal Pol. Drs. Boy Rafli Amar. depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Rahmanto, A. F. (2004). PERANAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI. komunikasi , 60-66.

Pengertian pendidikan dalam arti sempit, arti luas dan ilmu pendidikan

  1. Pengertian Pendidikan Dalam Arti Sempit

Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Namun pendidikan dalam arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.

Dalam arti sempit, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta didik.

Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya.

  1. Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun bahkan lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan yang ditetapkan dalam satuan waktu.
    Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan sekolah. Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau disengaja untuk pendidikan dan terkontrol.
    Dalam pengertian sempit, pendidik bagi para siswa terbatas pada pendidik profesional atau guru.

Setiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.
1.  Berdasarkan hasil studi terhadap objek formalnya masing-masing, setiap disiplin ilmu

menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi yang identik dengan

pendidikan.
2.  Berdasarkan pendekatan sosiologi, pendidikan identik dengan sosialisasi

(socialization).
3.  Berdasarkan pendekatan antropologi, pendidikan identik dengan enkulturasi

(enculturation).
4.  Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan identik dengan penanaman modal pada

diri manusia (human investment).
5. Berdasarkan pendekatan politik, pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).
6.  Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan personalisasi atau

individualisasi (personalization atau individualization).
7.  Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).

        2. Pengertian Pendidikan Dalam Arti Luas

pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta, lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan hidup (segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir).
Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah hidup (life is education, and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau perkembangan individu.
Dalam arti luas, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan oleh orang

lain.

  1. Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung sepanjang hayat (life long education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan individu dengan Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri.

 

  1. Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.
  2. Berlangsung bagi siapa pun. Setiap individu anak-anak atau pun orang dewasa, siswa/mahasiswa atau pun bukan siswa/ mahasiswa dididik atau mendidik diri.

 

  1. Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada schooling saja. Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan di dalam lingkungan alam dimana individu berada. Pendidik bagi individu tidak terbatas pada pendidik profesional.
  2. Pengertian Pendidikan Alternatif

pendidikan alternatif adalah segala macam pendidikan yang beda dari bentuk pendidikan tradisional. Jadi di model pendidikan alternatif, tidak terikat sama satu sekolah dan biasanya kurikulumnya pun disesuaikan, tidak sama dengan sekolah pada umumnya.

Menurut Jery Mintz, pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk, yaitu:

  1. Sekolah publik pilihan (public choice):

Yang dimaksud dengan sekolah publik pilihan adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara atau biasa kita sebut sekolah negeri yang menyelenggarakan program belajar dan pembelajaran yang berbeda dengan dengan program regular/konvensional, namun mengikuti tetap sejumlah aturan baku yang telah ditentukan. Contoh, sekolah publik pilihan adalah sekolah terbuka/korespondensi (jarak jauh). Kondisi sekarang adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka.

  1. Sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk):

Pengertian “siswa bermasalah” di sini meliputi mereka yang:

–        Tinggal kelas karena lambat belajar,

–        ‘Nakal’ atau mengganggu lingkungan (termasuk mereka yang sedang menjalani masa

pemasyarakatan di Lembaga Permasyarakatan Anak),

–        Korban penyalahgunaan narkoba,

–        Korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi, konflik

etnis/budaya (termasuk bagi anak suku terasing, anak jalanan, dan anak gelandangan),

–        Putus sekolah karena berbagai sebab lain,

–        Belum pernah mengikuti program sebelumnya

  1. Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independen:

Macam pendidikan alternatif yang kali ini mempunyai jenis, bentuk, dan program yang sangat beragam, termasuk di dalamnya:

–        Program pendidikan bercirikan agama seperti pesantren dan sekolah minggu

–        Lembaga pendidikan bercirikan keterampilan fungsional seperti kursus atau magang

–        Lembaga pendidikan dengan program perawatan atau pendidikan usia dini seperti

penitipan anak, kelompok bermain, dan taman kanak-kanak

  1. Pendidikan di rumah (home-based schooling):

Termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia sekolah, misalnya dari kakak ke adik, orangtua ke anak, antarsepupu, keponakan, dan lain sebagainya. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti:  menjaga anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan tradisi keluarga (misalnya pendidikan yang diberikan keluarga yang menganut fundalisme agama atau kepercayaan tertentu); menjaga anak-anak agar selamat/aman dari pengaruh negatif lingkungan; menyelamatkan anak-anak secara fisik maupun mental dari kelompok sebayanya; menghemat biaya pendidikan; dan berbagai alasan lainnya.

           3. Pengertian Ilmu Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prsesembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Ilmu Pendidikanadalah Ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: Proses, cara, pembuatan mendidik.

Definisi yang terpenting:

– Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi
–           Meningkatkan “Questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu

termasuk pendidikannya Meningkatkan kedewasaan individu.

Blog di WordPress.com.

Atas ↑